BACAKORAN.CO - Kabar menggembirakan datang dari Subang dan Indramayu. Daerah di Jawa Barat ini masih produktif dalam urusan panen padi.
Bahkan, di masa kemarau panjang akibat El Nino, produktifitas sawah mereka masih bagus. Per hektare bisa hasilkan panen 8 sampai 9 ton.
"Elnino ini memang cukup berat bagi produksi beras, tapi lokasi sentra seperti Indramayu ini masih bagus produksinya. Rata-rata produktifitasnya di atas 8 ton per hektare. Kami akan terus berkonsentrasi pada peningkatan produksi menghadapi masa tanam ini," terang Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi setelah mendampingi Presiden Jokowi meninjau panen padi di Kecamatan Sukro, Indramayu.
Dia menyebut, Presiden sangat bahagia dapat berdialog langsung dengan petani dan melihat sendiri hamparan sawah yang mencapai 760 hektar dan siap panen seluas 50 hektar. Presiden mendapati produksi per hektar sangat baik dan harga gabah menguntungkan bagi petani.
Selanjutnya, Arief juga mengatakan panen dalam negeri masih terus berlangsung di beberapa wilayah, dan hal ini memberi sinyal positif bagi kecukupan stok pangan.
Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) BPS amatan Agustus 2023, diproyeksikan
luas panen September 789.854 ha, luas panen Oktober 725.760 ha, dan luas panen November 528.345 ha.
Para petani juga diuntungkan saat panen karena harga gabah yang ada sekarang berkisar Rp 7.000 sampai Rp 7.500 perkilogram.
Meski tidak signifikan, Presiden mengatakan ada sedikit penurunan produksi akibat dampak cuaca ekstrem el nino.
"Saya melihat produksi masih baik, tapi memang terganggu sedikit oleh El Nino," ujar Presiden
Presiden mengatakan, saat ini cadangan beras di Bulog mencapai 1,7 juta ton. Angka tersebut kemungkinan akan bertambah seiring panen yang masih berlangsung di sejumlah daerah.
Inilah yang mengakibatkan kondisi beras di Indonesia cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.(*)