Dampak Mematikan Polusi Udara, Bahaya yang Tersembunyi di Udara yang Kita Hirup

Sabtu 21 Oct 2023 - 02:00 WIB
Reporter : Hendra Agustian
Editor : Hendra Agustian

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK):

Paparan PM 2,5 dalam jangka panjang dapat memicu radang pada jaringan paru-paru, yang akhirnya menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). 

BACA JUGA:Kabut Asap Kian Pekat, Galaxy Watch6 Series Hadir untuk Membantu Pengguna Hadapi Polusi Udara

Meskipun merokok sebelumnya dianggap sebagai penyebab utama PPOK, penelitian di Vietnam dan Indonesia telah membuktikan bahwa seseorang dapat terkena PPOK bahkan tanpa merokok. 

Penelitian ini mengindikasikan bahwa polusi udara juga berperan besar dalam risiko PPOK.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA):

Polusi udara meningkatkan keparahan infeksi saluran pernapasan, terutama pada anak-anak. Penelitian terbaru yang melibatkan lebih dari 573.000 anak di berbagai negara berkembang menemukan bahwa peningkatan sebanyak 10 mikrogram PM 2,5 per meter kubik berkaitan dengan risiko lebih tinggi terkena ISPA.

Tuberkulosis (TBC):

Meskipun TBC disebabkan oleh infeksi bakteri, penelitian telah menemukan hubungan antara polusi udara dan risiko TBC. Wilayah dengan tingkat polusi udara yang tinggi memiliki risiko lebih tinggi terkena TBC. 

BACA JUGA:Umat Islam Terus Munajat, Shalat Istisqa' Mohon Rahmat Allah SWT Atasi Kabut Asap

Studi yang melibatkan lebih dari 83.000 kasus TBC di Cina pada tahun 2021 menunjukkan bahwa paparan jangka panjang maupun pendek terhadap polusi udara berhubungan dengan peningkatan kasus TBC dan kematian akibatnya.

Kanker Paru-paru:

Selain merokok, kondisi lingkungan seperti paparan polusi udara juga turut berkontribusi pada kasus kanker paru-paru. Meta-analisis telah menunjukkan bahwa risiko kanker paru-paru berkaitan dengan partikel PM 2,5 dan PM 10 dalam udara. 

Bahkan, setiap peningkatan sebesar 10 mikrogram PM 2,5 per meter kubik meningkatkan jumlah kasus kanker paru-paru.

Penelitian di RSUP Persahabatan pada pasien kanker paru-paru juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien memiliki keterkaitan dengan polusi udara.

BACA JUGA:Kejaksaan Bagi Ribuan Masker dan Vitamin C, Warga Terdampak Kabut Asap Karhutla

Kategori :