BACAKORAN - Israel akan mempertimbangkan jeda kecil dalam pertempuran di Gaza, Palestina untuk memfasilitasi masuknya bantuan atau keluarnya sandera.
Namun mereka sekali lagi menolak seruan gencatan senjata meski ada tekanan dari dunia internasional.
“Sejauh jeda taktis, satu jam di sini, satu jam di sana, kita sudah mengalaminya sebelumnya,” ujar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara televisi Amerika Serikat (AS).
Netanyahu menegaskan, negaranya telah bersumpah untuk menghancurkan penguasa Hamas di Gaza.
BACA JUGA:Rasain!!! Senjata Makan Tuan, Iron Dome Israel Error Hantam Kota Sendiri
Israel memerlukan tanggung jawab keamanan atas daerah kantong Palestina untuk “jangka waktu yang tidak terbatas” setelah perang.
Saat ditanya tentang potensi jeda kemanusiaan dalam pertempuran, sebuah gagasan yang didukung oleh sekutu utama Israel, Amerika Serikat, Netanyahu menegaskan gencatan senjata secara umum akan menghambat upaya perang negaranya.
Menurut Netanyahu, pihaknya memeriksa keadaan untuk memungkinkan barang, barang kemanusiaan masuk, atau keluarnya sandera.
“Tetapi menurut saya tidak akan ada gencatan senjata secara umum,” Netanyahu dikutip dari reuters.
BACA JUGA:Istri Pendiri Grab Dukung Israel, Ajakan Boikot Menggema
Baik Israel maupun militan Hamas yang menguasai Gaza telah menolak tekanan internasional untuk melakukan gencatan senjata.
Israel mengatakan sandera yang disandera oleh Hamas saat mereka mengamuk di Israel selatan pada 7 Oktober harus dibebaskan terlebih dahulu.
Hamas mengatakan mereka tidak akan membebaskan mereka atau menghentikan pertempuran ketika Gaza sedang diserang.
Sejak serangan dimana Hamas menewaskan 1.400 orang di Israel dan menyandera lebih dari 240 orang, Israel telah menyerang Gaza dari udara, memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat, yang memicu kekhawatiran global terhadap kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Sejumlah Tokoh Turun ke Jalan, Lautan Manusia Ikut Aksi Bela Palestina, Kecam Kebiadaban Israel!
Setidaknya 10.022 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 4.104 anak-anak.
Organisasi-organisasi internasional mengatakan rumah sakit tidak dapat menangani korban luka.
Tak hanya itu, makanan serta air bersih hampir habis dan pengiriman bantuan tidak mencukupi.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa Gaza menjadi “kuburan bagi anak-anak”, dan menyerukan gencatan senjata segera di wilayah tersebut.
BACA JUGA:Dikutuk Dunia, Makin Sporadis Serangan Israel di Gaza, PBB tak Berkutik?
Menurutnya, operasi darat oleh Pasukan Pertahanan Israel dan pemboman yang terus berlanjut menghantam warga sipil, rumah sakit, kamp pengungsi, masjid, gereja dan fasilitas PBB.
Termasuk tempat penampungan.
“Tidak ada yang aman,” ucap Guterres kepada wartawan.