BACAKORAN.CO – Kelompok Tani Cabai Usaha Tani di Desa Pering Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan mencoba menyuburkan lahan pertanian dan mengendalikan hama dengan cara yang mudah dan murah.
Jika selama ini mereka selalu mengeluhkan harga pupuk yang mahal dan susah di dapat, kini dengan bahan yang murah dan mudah di dapat, mereka membuat cairan penyubur tanah.
Salah satu upaya yang mereka lakukan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman agar lebih sehat adalah dengan pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR).
Hal ini mereka lakukan sebagai antisipasi mahalnya harga pupuk dan dampak penggunaan pestisida.
BACA JUGA: Kali Pertama Main Diawasi VAR, Bima Wanti-Wanti Ini kepada Pemain di Piala Dunia U-17 2023
Mereka mencari cara mengembangkan teknologi Pencegahan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang ramah lingkungan yaitu Teknologi penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).
"Melalui kegiatan Evaluasi dan Farm Field Day (FFD), para petani diberikan sosialisasi dan edukasi dalam membuat pupuk dan pestisida organik” jelas Ketua Kelompok Tani Usaha Tani, Hendriyadi. “Salah satunya membuat pupuk cair PGPR,"katanya
PGPR adalah kelompok bakteri menguntungkan yang mengkolonisasi lapisan tanah tipis antara 1-2 mm di sekitar zona perakaran.
“Pengaruh PGPR secara langsung adalah menyediakan dan memobilisasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah,”jelasnya.
Selain kata dia, PPGR juga berperan dalam sintesis dan pengontrolan konsentrasi berbagai hormon pemacu pertumbuhan tanaman.
“Secara tidak langsung, PGPR berperan melindungi tanaman dengan cara menghambat aktivitas pathogen,”urainya.
Selain katta Hendriyadi, PPGR juga dapat memperbaiki struktur tanah serta mengikat logam berat yang terdapat di dalam tanah.
“Aplikasi PGPR secara teratur pada tanaman dapat mengurangi intensitas serangan hama penggerek,”jelasnya lebih lanjut.