"Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan biang PGPR. Bahannya cukup murah dan mudah di dapat yaitu akar bambu atau akar putri malu,”cetusnya.
Untuk membuat PPGR menurutnya siapkan sekitar 250 gram akar bambu atau putri malu. Kemudian rendam dalam 1 liter air selama tiga malam.
“Setelah itu siapkan campuran 20 liter air, 1/2 kg dedak bekatul, terasi, 1 sendok makan air kapur sirih, direbus hingga mendidih kemudian didinginkan,”paparnya.
Setelah dingin kemudian dicampur dengan 1 liter biang PGPR dan ditutup rapat dan diidiamkan satu hingga dua minggu.
"Selain PGPR akar bambu, biang PGPR juga dapat diperoleh dari air kelapa segar yang ditambah gula merah atau tetes tebu yang kemudian difermentasi selama seminggu,”ulasnya.
PGPR akar bambu dan PGPR kelapa yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perbandingan 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.
Aplikasi PGPR untuk tanaman cabe kata Hendriyadi dapat dibuat dengan konsentrasi 5 mili liter per liter air.
“Aplikasinya dengan cara menyiramkan atau menyemprotkan bagian perakaran dengan volume sebanyak 400-600 ml larutan untuk masing-masing tanaman,”jelasnya.Aplikasi dianjurkan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 WIB atau pada sore hari setelah pukul 15.00 WIB.
Dia mengajak anggota kelompok tani untuk terus melanjutkan produksi APH mengingat harga pestisida dan pupuk yang cukup tinggi. (dik)