BACAKORAN.CO – Lantaran ingin praktis, tidak mau bersusah payah menjalani proses yang dianggap ribet seperti diet dan olahraga teratur untuk menurunkan berat badan atau membentuk tubuh, sejumlah orang akhirnya memilih cara pintas.
Salah satu cara yang kerap digunakan yaitu operasi sedot lemak atau liposuction.
Padahal, menurunkan berat badan atau membentuk tubuh dengan prosedur bedah lebih berisiko dibanding dengan cara alami.
Mulai dari luka sayat, komplikasi, kerusakan syaraf hingga kematian.
BACA JUGA:Ingin Punya Badan Langsing? Jangan Sembarang Diet, Ini 7 Tips Biar Tubuh Tetap Sehat dan Singset
Seperti nasib dialami Nanie Darham.
Artis yang kerap berperan dalam film horor itu meninggal dunia diduga karena malpraktik sedot lemak.
Dilansir dari laman alodokter, risiko sedot lemak ada beragam dan dapat dibedakan menjadi risiko saat operasi, risiko setelah operasi, dan risiko selama proses pemulihan.
Diketahui, sedot lemak merupakan prosedur operasi untuk menghilangkan timbunan lemak yang sulit dihilangkan dengan olahraga dan diet, serta memperbaiki bentuk tubuh.
BACA JUGA:SEHAT! Tips Diet Viral Cewek Douyin China, Turun Berat Badan 9 kg Hanya Dalam Setengah Bulan Gais
Area tubuh yang biasanya diperindah dengan prosedur sedot lemak meliputi perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher.
Meski demikian, sedot lemak bukanlah cara terbaik untuk menurunkan berat badan, karena jumlah lemak yang dapat dihilangkan dalam prosedur ini hanya berkisar 0,5–5 kg.
Sama seperti prosedur operasi lainnya, sedot lemak juga memiliki beberapa risiko dan komplikasi.
“Beberapa risiko sedot lemak bahkan berbahaya dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius,” tulis alodokter.
Risiko Sedot Lemak Saat Operasi
BACA JUGA:6 Snack Diet, Dijamin Anti Gendut Meski Ngemil Seharian
Saat menjalani prosedur sedot lemak, ada beberapa risiko yang dapat terjadi, yaitu luka sayat pada organ lain, komplikasi anestesi, luka bakar yang disebabkan oleh penggunaan alat sedot lemak, seperti pada teknik laser dan ultrasound.
Lalu risiko kerusakan saraf, syok dan kematian.
Risiko Sedot Lemak setelah Operasi
Selain risiko saat operasi, ada pula beberapa risiko yang dapat Anda alami setelah menjalani prosedur sedot lemak
Berikut ini adalah beberapa risiko sedot lemak setelah operasi :
BACA JUGA:Resep Caprese Salad dengan Minyak Zaitun dan Mozarella Sehat Untuk Diet
1. Emboli lemak
Kondisi ini terjadi saat pecahan lemak terlepas dan terperangkap di pembuluh darah, sehingga memicu terjadinya penyumbatan di aliran darah.
Jika tidak segera ditangani, risiko sedot lemak yang satu ini bisa menyebabkan terganggunya fungsi organ bahkan kematian.
2. Infeksi
Meski jarang terjadi, infeksi bisa saja dialami setelah prosedur sedot lemak selesai dilakukan.
Kondisi ini tergolong sebagai komplikasi serius karena infeksi yang terjadi di jaringan lemak sulit diobati dan dapat mengancam nyawa.
BACA JUGA:Sedang Jalankan Program Diet, Kandungan Beras Merah Baik Untuk Kesehatan
3. Hematoma
Risiko sedot lemak lainnya adalah hematoma atau memar, yaitu kondisi ketika darah merembes dan terkumpul di bawah kulit.
Kondisi ini terjadi akibat pecah atau bocornya pembuluh darah saat dilakukannya prosedur sedot lemak.
4. Akumulasi cairan di bawah kulit
Akumulasi cairan yang ditandai dengan terbentuknya kantung cairan (seroma) di bawah kulit juga dapat menjadi salah satu risiko sedot lemak.
Kondisi ini biasanya dapat hilang sendiri, tepatnya sebulan setelah menjalani sedot lemak.
BACA JUGA:Begini 9 Tips Diet Tepat Agar Berat Badan Ideal dan Tetap Sehat
5. Gangguan jantung dan ginjal
Perubahan kadar cairan dalam tubuh saat prosedur sedot lemak dapat menyebabkan gangguan pada ginjal, jantung, bahkan paru-paru. Risiko sedot lemak satu ini dapat mengancam jiwa bila tidak segera ditangani.
6. Lidocaine toxicity
Lidocaine merupakan obat bius lokal yang digunakan saat operasi sedot lemak. Meski jarang terjadi, pemberian obat bius ini dapat menyebabkan lidocaine toxicity yang mengakibatkan gangguan serius pada jantung dan sistem saraf pusat.
“Selain beberapa kondisi di atas, risiko sedot lemak setelah operasi juga dapat berupa kematian jaringan (nekrosis) dan deep vein thrombosis (DVT),” terang alodokter dikutip, Minggu (26/11/2023) siang.
Risiko Sedot Lemak Selama Proses Pemulihan
BACA JUGA:Delicious Biscoff Cake Recipe A Guilt-Free To Treat Your Diet
Selama proses pemulihan setelah menjalani prosedur sedot lemak, ada beberapa risiko sedot lemak yang dapat dialami, antara lain: Kulit menjadi bergelombang atau mengalami perubahan teksturs, perubahan pada bentuk atau kontur tubuh, nyeri dan bengkak, perubahan sensitivitas pada kulit, perubahan warna kulit, dan muncul bekas luka.
Risiko sedot lemak ini dapat meningkat bila dokter membuat sayatan lebih luas di tubuh atau menggunakan beberapa teknik sedot lemak selama proses operasi.
“Oleh karena itu, diskusikan terlebih dahulu dengan dokter terkait risiko yang dapat terjadi sebelum kamu menjalani prosedur sedot lemak,” sarannya.
Kategori :