Waw! Pria Ini Ngaku Sudah Membunuh 150 Ekor Harimau, Mengaku Bersalah Tebus Dosa Dengan Cara Ini

Minggu 03 Dec 2023 - 15:03 WIB
Reporter : zulkarnain
Editor : Doni Bae

Bahkan warga SAD menganggap Harimau sebagai peliharaan sesepuh mereka yang sama sama ikut menjaga hutan.

Dia mengenang, awalnya kawasan hutan Khususnya di wilayah Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara, dan Jambi sebagai hutan Rimbo.

Namun kini hutan hutan besar itu, mulai tergeser dengan perluasan permukiman dan bangunan beton.

Habitat alam yang menyedikan beragam kebutuhan hidup, untuk warga SAD maupun Harimau Sumatera semakin tergerus zaman.

BACA JUGA:Lega..,Bukan Jejak Macan Kumbang Apalagi Harimau, Ini Penjelasan BKSDA Soal Jejak Hewan Buas di Rumdin Bupati

Sehingga kondisi itu sering menimbulkan konflik antara warga dan Harimau Sumatera di wilayah perbatasan.

 "Kalau rumah dio (Harimau, red) tempat cari makan digusur jadi kebun sawit perusahaan. Itulah yang sering bikin Harimau keluar masuk permukiman," ucapnya.

Menurutnya, Harimau merupakan hewan cerdas dan memiliki memori ingatan yang kuat.  Bahkan lebih memilih menghidari bertemu langsung dengan manusia.

"Dio idak mau ganggu manusia kecuali dio diganggu. Harimau kalau diganggu pasti datang nuntut balas. Apo lagi anaknyo diambil, pasti Harimau keluar masuk kampung," timpalnya.

BACA JUGA:Hewan Buas yang Serang Rusa Diduga Lebih Dari Satu, Penjelasan BKSDA Patahkan Pendapat Kepala Suku Anak Dalam

Di kalangan warga SAD, dikenal mitos Harimau yang menutut balas. Bahkan jika pelaku yang mengambil anak Harimau atau yang membunuh Harimau sudah meninggal, pasti kuburanya akan dibongkar oleh Harimau.

Jafarin, mengaku mengharamkan seluruh warga SAD, agar jangan sampai mengusik Harimau Sumatera.

Karena kedudukan Harimau Sumatera, di komunitas SAD, dianggap cukup tinggi karena sama sama dilebeli sebagai penjaga hutan.

"Kami warga SAD jaga hutan, Harimau jugo jago hutan. Jadi kami idak pernah saling ganggu," tutupnya. (zul)

Kategori :