BACAKORAN.CO - Seorang pejabat Israel mengakui bahwa militer negara itu telah menggunakan amunisi yang tidak wajar.
Selama serangan di kamp pengungsi Maghazi yang menewaskan sedikitnya 90 orang awal pekan ini. Pejabat itu mengatakan bahwa militer Israel akan menyelidiki apa yang terjadi. Tetapi sementara sedikit yang diketahui tentang amunisi spesifik yang digunakan di Maghazi. BACA JUGA:Warga Palestina Menanti Ajal, Tak Ada Lagi RS Beroperasi di Gaza Utara, WHO Gambarkan Kondisi Terkini Ini bukan pertama kalinya tentara Israel menghadapi kritik atas dugaan penggunaan senjata yang kontroversial dalam perangnya di Gaza. Israel mengatakan tujuannya adalah untuk "sepenuhnya menghilangkan" Hamas, sebagai balasan atas penyerangan ke Israel selatan pada 7 Oktober. Tetapi kenyataan di lapangan terlihat jelas adalah usaha penghapusan etnis Palestina dan seluruh lingkungan mereka. BACA JUGA:Penasihat Militer Iran tewas oleh Serangan Udara Israel di Suriah Perang Israel telah menewaskan lebih dari 21.300 warga Palestina, termasuk setidaknya 8.200 anak-anak, di Gaza. 7.000 orang lainnya hilang. Dan mungkin terkubur di bawah puing-puing 313.000 lebih rumah yang telah runtuh akibat perang. BACA JUGA:Biadab! Tentara Israel Bom Rumah di Gaza untuk Rayakan Ultah Putrinya Berikut beberapa senjata yang telah digunakan dalam pemboman "tanpa pandang bulu" Israel di Jalur Gaza:bom yang tidak terarah dan tidak akurat, atau dikenal sebagai Bom bodoh atau “Dumb Bombs” | adobe stock-- Bom bodoh Istilah bom bodoh atau “Dumb Bombs” ini mengacu pada amunisi bom yang tidak dipandu atau dikendalikan. Bom ini akan menghancurkan apa saja dan di mana pun mereka mendarat. BACA JUGA:Tak Ada Lagi Tempat Aman, Israel Bombardir Dua Kamp Pengungsian dalam Semalam Awal bulan ini, CNN melaporkan bahwa hampir setengah dari amunisi Israel yang digunakan di Gaza adalah "bom bodoh". Antara 40-45 persen dari amunisi Israel telah dijatuhkan di Gaza terarah, tetapi amunisi yang satu ini kurang akurat dan membawa risiko yang lebih besar menimbulkan korban sipil. Laporan lain mengatakan Israel juga secara teratur menggunakan jenis bom kuat di Jalur Gaza yang padat penduduk, yang menyebabkan cukup besar peningkatan risiko atas korban sipil. BACA JUGA:Bejat ! Aksi Tentara Israel, Warga Palestina ditangkap dengan Mata ditutup dan hanya Memakai Pakaian Dalam.
Bunker Buster atau Penghancur bunker akan menembus sasaran terkubur jauh di bawah tanah, seperti bunker militer | net.-- Bom Bunker Buster Amerika Serikat dengan murah hati memberikan kepada Israel untuk perang mereka di Gaza, bom BLU-109 yang dirancang untuk menembus struktur yang keras sebelum meledak. Bom ini dapat membawa hulu ledak seberat lebih dari 900kg dan sebelumnya telah digunakan oleh AS dalam beberapa konflik termasuk perang di Afghanistan. Persenjataan ini telah digunakan oleh AS sebelumnya, tetapi terutama di area terbuka. Untuk melakukannya di daerah padat penduduk hanya dapat menyebabkan satu hal yaitu jumlah korban yang cukup tinggi. Senjata AS yang dipasok ke Israel sejak awal perang juga termasuk 15.000 bom dan 57.000 peluru artileri (155mm). Dan masih ada lagi: 5.000 bom MK-82 terarah, lebih dari 5.400 bom MK-84, dan sekitar 1.000 GBU-39 bom berdiameter kecil. BACA JUGA:Mengenal Electronic Intifada: Alat untuk Melawan 'Propaganda' dan 'Kebohongan' Israel
JDAM : Jenis bom udara ke permukaan diluncurkan dari pesawat tempur maupun pesawat pembom ringan | eurasiantimes.com-- JDAM Ada juga sekitar 3.000 Joint Direct Attack Munitions atau JDAM, bom yang menggunakan GPS untuk mengubah bom terarah menjadi amunisi berpemandu presisi, yang secara efektif membuat bom bodoh menjadi "pintar". Namun, efektivitasnya tergantung pada kualitas informasi target yang diterima. Jika intelijen salah, bahkan senjata yang paling akurat pun akan mengenai target yang salah," Ujar Elijah Magnier, seorang analis militer yang meliput konflik di Timur Tengah. Investigasi Amnesty International yang dirilis awal bulan ini menemukan bahwa militer Israel menggunakan JDAM buatan AS untuk mengebom dua rumah di Gaza pada bulan Oktober, menewaskan 43 anggota dari dua keluarga. Dalam kasus lain, fungsi senjata ini juga penting, karena kerusakan teknis dapat menyebabkan bom pintar bisa meleset dari targetnya dan kesalahan manusia selama proses penargetan dapat juga menyebabkan kesalahan identifikasi tanda. BACA JUGA:Geger!! Pengadilan kasus korupsi PM Israel Netanyahu akan dilanjutkan kembali "Dalam berbagai konflik, ada laporan tentang serangan sekunder yang terjadi tak lama setelah serangan awal, para tim penyelamat dan warga sipil yang bergegas untuk membantu yang terluka akan menerima serangan susulan tersebut, otomatis secara signifikan akan meningkatkan korban sipil," kata Magnier . Sebelumnya dalam perang, Israel menggunakan bom pintar di Gaza sebagai bagian dari strategi militer yang lebih luas "yang bertujuan secara akurat menargetkan infrastruktur militan untuk mencapai tujuan militer," kata Magnier, tetapi "tanpa upaya untuk membatasi korban sipil dan kerusakan infrastruktur". "Efektivitas senjata-senjata ini dalam mencapai tujuan strategis tanpa menyebabkan kerusakan yang proporsional sangatlah tidak mungkin," tambah Magnier. "Prinsip pembedaan, landasan hukum [kemanusiaan internasional], mengharuskan tentara Israel yang menyerang untuk selalu membedakan antara pejuang atau kombatan dan target militer di satu sisi, dengan warga sipil dan objek sipil di sisi lain dan harus hanya menargetkan yang pertama." BACA JUGA:Israel Perintahkan Evakuasi Saat Serangan Gencar di Gaza Bakal Meluas
Fosfor putih yang mengandung kandungan zat beracun seperti lilin yang terbakar pada suhu lebih dari 800 derajat Celcius. | who.int-- Fosfor putih Penggunaan senjata kimia tidak berwarna dibatasi berdasarkan hukum humaniter internasional, dengan syarat tidak boleh ditembakkan di dekat daerah sipil berpenduduk atau infrastruktur sipil. Namun, bukti penggunaannya oleh Israel dalam perang di Gaza dilaporkan oleh Human Rights Watch (HRW) di awal konflik. Sangat mudah terbakar, dapat menyebabkan kebakaran dan asap menyebar dengan cepat. BACA JUGA:Israel Perintahkan Evakuasi Saat Serangan Gencar di Gaza Bakal Meluas Fosfor putih atau “White phosphorus” yang meledak di udara menyebarkan zat itu ke area yang luas, tergantung pada ketinggian ledakan, dan itu mengekspos lebih banyak warga sipil dan infrastruktur daripada jika ledakan ada di tanah. Bulan lalu seorang dokter dari Rumah Sakit al-Shifa mengatakan kepada dia telah melihat pasien dengan luka yang dalam, dengan "luka bakar tingkat tiga dan empat, dan jaringan kulit diresapi dengan partikel hitam dan sebagian besar ketebalan kulit dan semua lapisan di bawahnya dibakar sampai ke tulang". Tapi apa yang membuat fosfor putih bisa lebih berbahaya adalah ketika ada hujan. Jika Memasuki musim hujan, diperkirakan hujan akan turun sebagai hujan asam, terkontaminasi dengan fosfor putih. Dan jika warga Gaza mengumpulkan air hujan untuk di minum secara langsung, di tengah kekurangan air minum, tentu saja sangat berisiko. BACA JUGA: Hemm, Mengapa Turki Menolak Rencana 'Zona Penyangga' untuk Gaza?
Jika perang berlanjut hingga Februari, warga Gaza akan menghadapi bahaya kelaparan yang parah | Xinhua/Rizek Abdeljawad-- Bahaya Kelaparan Bulan ini, HRW mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Israel sengaja merampas akses warga Palestina terhadap makanan, air dan kebutuhan dasar lainnya. Di bawah hukum humaniter internasional, menciptakan situasi kelaparan yang ditujukan terhadap penduduk sipil adalah kejahatan perang. Israel telah merampas makanan dan air penduduk Gaza, sebuah kebijakan yang didorong atau didukung oleh pejabat tinggi Israel dan mencerminkan niat untuk membuat warga sipil kelaparan sebagai metode perang mereka. BACA JUGA:Anggota Kongres AS dan Pemilihnya Berbeda dalam Dukungan Terhadap Perang di Gaza. Hanya sebulan setelah perang dimulai, semua toko roti Gaza utara ditutup karena kurangnya pasokan bahan baku seperti tepung dan bahan bakar, PBB melaporkan pada 8 November. Pada awal Februari, jika perang berlanjut, warga Gaza akan menghadapi bahaya kelaparan, menurut sebuah laporan oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), sebuah badan yang mengukur risiko kelaparan.
Kategori :