Media massa turut mempromosikan perayaan ini secara luas.
Membuat sebagian besar kaum Muslim terpengaruh oleh keistimewaan momen ini.
Acara perayaan tahun baru Masehi disusun secara megah dan meriah.
Dilengkapi dengan sorak- sorai, terompet, kembang api, dan berbagai hiburan lainnya.
Namun, dibalik hingar- bingarnya, kita harus memahami akar sejarah perayaan ini.
BACA JUGA:Waspada! 3 Ciri Orang Munafik dalam Islam, Ustadzah Basma Syahab: Jangan Percaya Berlebihan
BACA JUGA:Tutor! Cara Menghindari Kemaksiatan dan Langkah-langkah Praktis Menurut Ajaran Islam
Berasal dari Romawi kuno, perayaan ini memiliki hubungan dengan paganisme dan zoroastrianisme, bukan agama Kristen.
Julius Caesar memperkenalkan penanggalan baru yang berbasis pada revolusi matahari.
Tahun Masehi dimulai pada bulan Januari, diambil dari Dewa Janus yang memiliki dua wajah.
Tanggal 1 Januari dipilih sebagai hari pertama tahun sebagai penghormatan kepada Dewa Janus.
Awalnya hanya digunakan oleh Romawi, tetapi setelah Kristen menjadi agama resmi.
BACA JUGA:Keajaiban Wali Songo Menyebarkan Islam di Tanah Jawa, Yuk Kita Lihat Karomah yang Dimilikinya!
Sistem penanggalan ini diadopsi, dengan tahun kelahiran Yesus Kristus sebagai tahun baru.
Pergantian tahun menjadi penting secara religius pada abad pertengahan, mengakui hari Natal dan Paskah.