BACAKORAN.CO – Rupiah mengawali tahun dengan hasil negatif.
Nilai tukar rupiah melemah 0,46 persen atau 71 poin ke posisi Rp15.470 per USD.
Pelemahan rupiah ini seiring inflasi 2023 yang tercatat mencapai 2,61 persen year on year (yoy).
Angka itu terendah dalam dua dekade terakhir.
BACA JUGA:Simak! Prediksi Laju Rupiah di Awal 2024, Melemah atau Lanjut Menguat?
Adapun indeks dolar terpantau menguat 0,10 persen ke 101.137.
Sedangkan mayoritas mata uang kawasan Asia lainnya terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Tercatat won Korea turun 0,74 persen, Yen Jepang anjlok 0,31 persen, dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, dolar Singapura turun 0,08 persen, dan dolar Taiwan tergerus 0,78 persen.
Lalu ringgit Malaysia turun 0,11 persen, peso Filipina melemah 0,51 persen, rupee India amblas 0,12 persen, dan yuan China anjlok 0,44 persen.
BACA JUGA:Rupiah Berpeluang Menguat Pekan Depan, Didorong Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed
Hanya bath Thailand yang perkasa di hadapan dolar AS, naik 0,61 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan nonfarm payrolls menunggu kode lebih lanjut terkait penurunan suku bunga Federal Reserve System alias The Fed.
Pasar sekarang fokus pada data utama nonfarm payrolls untuk Desember yang akan dirilis Jumat ini.
Menurut Ibrahim, alat Fedwatch CME menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 70 persen bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret mendatang.
BACA JUGA:BI Tahan Suku Bunga, Rupiah dan IHSG Malah Terkapar, Faktor Apa Jadi Penyebabnya?