BACAKORAN.CO – Fashion adalah industri yang terus berkembang dan telah mengalami banyak perubahan selama bertahun-tahun.
Namun dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kekhawatiran yang semakin besar mengenai dampak industri fashion terhadap lingkungan.
Mulai dari penggunaan bahan kimia beracun hingga pemborosan sumber daya, industri fesyen mempunyai jejak karbon yang signifikan. Tidak hanya aspek hulu fashion yang berdampak pada lingkungan.
Ternyata dampak hilirnya juga menjadi permasalahan yang semakin menumpuk. Data dari Kementrian Lingkungan Hidup hingga tahun 2023 ada 2.3 juta ton sampah fashion di Indonesia.
Limbah pakaian tersebut setara dengan 12% dari limbah rumah tangga.
Dan lebih menyedihkan lagi bahwa dari keseluruhan limbah pakaian fashion tersebut, hanya 0,3 juta ton limbah pakaian yang didaur ulang.
BACA JUGA:7 Trend Rambut Kekinian di Tahun 2024, Auto Kegantengan Kamu di Atas Rata-Rata
BACA JUGA:Warna Hijau Sage dan Keindahan Pastel! Trendnya Busana Muslim Yang Akan Datang
Menurut Forum Ekonomi Dunia, pada beberapa tahun terakhir 60 persen lebih banyak pakaian fashion yang dibeli, namun konsumen hanya menyimpannya dalam jangka waktu setengahnya.
Sampah pakaian tidak hanya menjadi tanggung jawab konsumen selaku pengguna sebagai dampak hilirnya.
Tetapi industri tekstil juga perlu untuk melakukan manajemen sampah limbah produksi fashion nya.
National Geographic bahkan menyebut, industri fashion diperkirakan bertanggung jawab atas sekitar 20% pencemaran air bersih dan 10% emisi karbon secara global.
Pusat Riset Oseanografi Institut Pertanian Bogor (IPB) menemukan bahwa sebanyak 70% persen bagian tengah Sungai Citarum ditemukan telah tercemar mikro plastik, berupa serat benang polyester yang berasal dari industri tekstil.
Menanggapi hal tersebut, konsep sustainable fashion mulai marak bermunculan dan semakin mendapat momentum dari hari ke hari.
BACA JUGA:BOOMING! 5 Trend Busana Muslim Tahun 2024, Bisa Menjadi Inspirasi!