BACAKORAN.CO – Setelah lima hari beruntun terkapar dihajar dolar Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah akhirnya berhasil rebound.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp15.520 per USD, menguat 5.50 poin atau 0,04 persen dibanding penutupan perdagangan sebelumnya.
Sedangkan rupiah di kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada pada level Rp15.518 per USD.
Adapun mata uang di kawasan Asia ditutup bervariasi.
BACA JUGA:Melemah 5 Hari Beruntun, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah, Potensi Rebound?
Tercatat, rupee India dan baht Thailand menguat 0,05 persen, yen Jepang naik 0,09 persen, dan ringgit Malaysia menanjak 0,17 persen.
Lalu mata uang ikut melemah terhadap dolar AS, won Korea Selatan turun 0,01 persen, dolar Hong Kong jatuh 0,09 persen, yuan China minus 0,11 persen, dan peso Filipina amblas 0,59 persen.
Pada bagian lain, mata uang negara maju dominan melemah.
Poundsterling Inggris turun 0,10 persen, euro Eropa melemah 0,01 persen, franc Swiss minus 0,09 persen, dolar Kanada ambruk 0,11 persen, dan dolar Australia turun 0,32 persen.
BACA JUGA:Harga Minyak, Batu Bara dan Emas Kompak Anjlok, Apa Sebab?
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, saat ini pelaku pasar masih menanti pengumuman data ekonomi AS.
Salah satunya data inflasi atau indeks harga konsumen utama yang rilis pada Kamis (11/1/2024) ini.
Inflasi pada Desember 2023 diperkirakan mengalami sedikit peningkatan.
Kuatnya data non-farm payrolls (NFP) memberikan Federal Reserve System alias The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga acuan lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama.
BACA JUGA:Kalau Tak Tertahan oleh Aset Ini, Rupiah Bisa Anjlok Makin Dalam