Begini Nasib Rupiah di Akhir Pekan saat Inflasi AS Lebihi Perkiraan dan Data Ekonomi China yang Membaik

Jumat 12 Jan 2024 - 17:19 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

Reserve System alias The Fed untuk memangkas suku bunga acuan lebih awal.

Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS, inflasi atau indeks harga konsumen (IHK) naik lebih dari perkiraan pada bulan Desember, terutama karena masyarakat Amerika harus membayar lebih mahal untuk tempat tinggal dan layanan kesehatan.

Laporan terpisah juga menunjukkan penurunan yang tak terduga dalam jumlah orang yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran, mencapai 202.000 pada minggu lalu.

Scott Ladner, kepala investasi di Horizon Investments di Charlotte, North Carolina, mengatakan, "Mereka hanya memahami situasinya apa adanya. Perlindungan yang mendorong kenaikan ini sangat penting," ujarnya.

BACA JUGA:Data Inflasi AS Lebih Tinggi dari Perkiraan, Wall Street Bergerak Sideways

Beberapa pejabat The Fed menolak kemungkinan adanya penurunan suku bunga.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester dan Presiden Fed Richmond Tom Barkin menyatakan bahwa data harga konsumen untuk bulan Desember belum cukup meyakinkan mereka bahwa inflasi sudah kembali pada jalur stabil menuju target bank sentral sebesar 2 persen.

Oleh karena itu, mereka merasa perlu mendapatkan lebih banyak informasi sebelum membuat keputusan terkait potensi penurunan suku bunga.

Ladner juga mengungkapkan kekhawatiran masyarakat terkait pasokan di pasar Treasury.

BACA JUGA:Pelaku Pasar Wait and See Data Ini, Bagaimana Pergerakan Rupiah Hari Ini?

Pertanyaan mendasar adalah apakah akan ada permintaan yang cukup untuk menyerap pasokan tersebut, terutama dalam jangka panjang.

Microsoft (MSFT.O) sempat menyalip Apple (AAPL.O) sebagai perusahaan paling berharga di dunia, setelah saham pembuat iPhone tersebut turun hampir 4 persen sejak tahun dimulai karena kekhawatiran atas penurunan permintaan. Saham Microsoft naik 0,49 persen, sementara Apple merosot 0,32 persen.

Penurunan imbal hasil Treasury membantu mengendalikan kerugian ekuitas, setelah lelang obligasi 30 tahun senilai $21 miliar diterima dengan baik.

Kategori :