Layanan Face Recognition di Tengah Dugaan Kebocoran Data, Begini Penjelasan PT KAI

Rabu 17 Jan 2024 - 12:45 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

PT KAI telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.

Langkah selanjutnya, KAI akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut.

Joni kembali menegaskan bahwa KAI berkomitmen tidak akan tunduk akan kejahatan pemerasan.

"KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu," tukasnya.

BACA JUGA:Awalnya Dikenal Daerah Toke Kayu, Kini Tulung Selapan di Cap Sebagai Penjahat Cyber!

Seperti diketahui, PT KAI diduga alami kebocoran data akibat diserang ransomware.

Pelaku peretasan pun meminta tebusan bitcoin ke badan usaha milik negara (BUMN) penyelenggara jasa perkeretaapian tersebut.

Informasi peretasan tersebut diunggah akun TodayCyberNews di X (sebelumnya twitter).

Pelaku mengklaim telah mencuri data sensitif, termasuk informasi karyawan dan pengguna layanan PT KAI.

BACA JUGA:Edan, Saking Terkenalnya Jadi Tukang Tipu, Tulung Selapan Dijadikan Judul Skripsi Mahasiswa Unsri

Tak hanya itu, pelaku dikabarkan meminta tebusan berupa 11,69 bitcoin.

PT KAI diminta memenuhi tuntutan mereka hingga tenggat waktu yang diberikan yakni sampai 15 hari ke depan.

Dalam cuitan terbaru, kasus dugaan kebocoran data PT KAI disebut tengah menghadapi ancaman serius.

Pasalnya, pelaku serangan ransomware mengaku telah menyusup ke jaringan perusahaan selama seminggu ini.

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Kecil Sebuah Kecamatan Tulung Selapan: Yang Terkenalakan Bandit Cyber nya..

"Kelompok (peretas) tersebut mengancam kebocoran data jika komunikasi gagal," tulis TodayCyberNews.

Kategori :