BACAKORAN.CO - Barongsai adalah salah satu tradisi yang sangat identik dengan perayaan Imlek.
Dalam bahasa Indonesia, istilah “barongsai” digunakan untuk menyebut pertunjukan tarian singa yang dilakukan oleh sekelompok penari yang mengenakan kostum singa yang besar dan berwarna-warni.
Namun, sebenarnya istilah “barongsai” tidak dikenal di negara-negara Tionghoa lainnya.
Asal-usul istilah “barongsai” ini masih menjadi perdebatan. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan asal-usulnya.
Salah satu teori mengatakan bahwa istilah ini berasal dari pengaruh budaya Jawa dan Bali di Indonesia. Dalam budaya Jawa, terdapat makhluk mitos yang disebut “barong” yang sering dimainkan dalam upacara adat.
Dalam budaya Jawa, terdapat makhluk mitos yang disebut “barong” yang sering dimainkan dalam upacara adat.gbr.bacakoran--
BACA JUGA:Makanan Khas Imlek: Simbolisme dan Tradisi dalam Yusheng, Bebek Peking, dan Dim Sum
BACA JUGA:Merayakan Kekayaan Budaya: Sejarah dan Tradisi Tahun Baru Imlek yang Meriah
Sementara itu, dalam budaya Bali, “barong” merupakan simbol kebaikan yang melawan kejahatan.
Ketika orang Tionghoa membawa tradisi tarian singa ke Indonesia, orang-orang Jawa dan Bali kemungkinan memberi istilah “barong” pada pertunjukan tersebut karena kesamaan dengan makhluk mitos dalam budaya mereka.
Namun, ada juga teori lain yang mengatakan bahwa istilah “barongsai” berasal dari Batavia (sekarang Jakarta) di mana banyak orang Jawa dan Bali tinggal.
Mereka memberi istilah atau julukan “barong” pada pertunjukan tarian singa yang dibawa oleh orang-orang Tionghoa sebagai permainan barong.
Sementara itu, dalam budaya Bali, “barong” merupakan simbol kebaikan yang melawan kejahatan. gbr.bacakoran--
Sementara itu, kata “sai” dalam istilah “barongsai” berasal dari bahasa Hokkian, suatu bahasa daerah di China, yang berarti “singa”.
Istilah “singa” dalam bahasa Mandarin adalah 獅 (aksara tradisional) atau 狮 (aksara modern) yang dibaca Shī. Singa bukanlah hewan asli China, tetapi umum ditemukan di Afrika, Asia Barat, dan Asia Tengah.