BACAKORAN.CO - Patah hati salah satu pengalaman paling menyakitkan yang bisa dialami oleh manusia.
Siapa pun yang pernah merasakannya pasti tahu betapa hancurnya hati dan jiwa saat harus kehilangan orang yang dicintai.
Namun, tahukah kamu bahwa patah hati tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga pada kesehatan jantung.
Ya, patah hati ternyata bisa menyebabkan sindrom patah hati, atau yang secara medis dikenal sebagai kardiomiopati takosubo.
Sindrom ini adalah suatu kondisi di mana otot jantung mengalami pelemahan sementara akibat stres emosional yang berlebihan.
BACA JUGA:Jisoo Blackpink Makin Berkilau Usai Lepas dari YG Entertainment, Benarkah?
BACA JUGA:Libur Panjang 11 Hari di Februari 2024, Ini Triknya
Seperti patah hati, kematian, atau perceraian.
Sindrom ini lebih sering dialami oleh wanita, terutama yang berusia di atas 50 tahun.
Sindrom patah hati bisa menimbulkan gejala yang mirip dengan serangan jantung, seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung tidak teratur, dan bahkan syok kardiogenik.
Hal ini terjadi karena bagian bawah jantung membengkak dan tidak dapat berkontraksi dengan baik, sehingga mengganggu fungsi pemompaan darah ke seluruh tubuh.
Sindrom ini dinamakan takosubo karena bentuk jantung yang terlihat seperti perangkap gurita (tako-tsubo) dalam bahasa Jepang.
Meskipun sindrom patah hati biasanya bersifat reversibel dan dapat pulih dalam beberapa minggu.
BACA JUGA:Ingin Selalu Mendapatkan Keberuntungan, Terapkan 6 Cara ini
BACA JUGA:Hati-Hati, 25 Kebiasaan Sepele Ini Ternyata Bisa Rusak Kesehatan Otak, Yuk Berhenti Sekarang Juga!