Sementara itu, data PMI manufaktur AS yang diluar dugaan member tekanan terhadap rupiah.
Nilai tukar rupiah terperosok makin dalam terhadap dolar Amerika Serikat (AS), anjlok ke posisi Rp15.773 per USD, turun 60 poin atau 0,38 persen dibanding perdagangan sebelumnya.
Tekanan terhadap rupiah juga dipicu dolar AS yang menguat lantaran sentimen positif dari pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Dimana para petinggi bank sentral diyakini tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga.
BACA JUGA:Data Ekonomi AS dan China Bikin Rupiah dan Mata Uang di Asia Terkapar
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan terhadap rupiah juga dipicu rilis data PMI manufaktur AS Januari yang di luar dugaan balik ke jalur pengembangan.
Sebelumnya data PMI menunjukkan kondisi manufaktur yang berkontraksi.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, CME Fedwatch menunjukkan para pelaku pasar yang memperkirakan peluang lebih besar bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada Maret mendatang.
Bank sentral kemungkinan mempertahankan suku bunga pada pertemuan FOMC pekan depan.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Makin Terperosok Pagi Ini, Apa Penyebabnya?
Selain itu, investor juga menanti data ekonomi utama AS.