Namun, di negara-negara yang memiliki iklim subtropis atau kontinental, seperti China, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat, hujan saat Imlek adalah hal yang jarang dan dianggap sebagai keajaiban.
Di negara-negara ini, Imlek lebih sering disertai dengan salju atau cuaca dingin.
Tradisi Perayaan
Alasan lain mengapa Imlek sering dikaitkan dengan hujan adalah karena tradisi dan ritual yang dilakukan saat perayaannya yang berhubungan dengan air.
Air dalam budaya Tionghoa adalah salah satu dari lima unsur alam yang melambangkan kehidupan, kemakmuran, kelimpahan, dan keberuntungan.
Oleh karena itu, banyak aktivitas yang melibatkan air saat Imlek, baik sebagai simbol maupun sebagai sarana.
Salah satu tradisi yang melibatkan air saat Imlek adalah melempar air ke jalan. Menurut Kompas.com, tradisi ini berasal dari China dan dilakukan untuk membersihkan dan menghilangkan keberuntungan buruk dari tahun sebelumnya.
Air yang dilempar ke jalan juga dianggap sebagai cara untuk menyambut tahun baru dengan harapan yang baru.
Tradisi ini masih dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Medan, Palembang, dan Pontianak.
BACA JUGA:6 Fakta Tradisi 'Cap Go Meh' yang Melengkapi Festival Keberagaman Budaya Di Perayaan Imlek!
BACA JUGA:Misteri Asal-usul Barongsai: Jejak Budaya Jawa-Bali dalam Tradisi Imlek
Selain itu, ada juga tradisi yang melibatkan air saat Imlek yang bersifat religius, seperti mandi di sungai atau laut.
Tradisi ini berasal dari Taiwan dan dilakukan untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, serta memohon perlindungan dan berkat dari dewa-dewi.
Tradisi ini biasanya dilakukan oleh para penganut agama Tao atau Buddha, yang percaya bahwa air memiliki kekuatan spiritual yang tinggi.
Tradisi ini juga dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Bali, Bangka, dan Belitung.
Simbolisme