BACAKORAN.CO – World Population Review (WRP) menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari sepuluh negara dengan tinggi badan terpendek di dunia, yakni sekitar 158 cm.
Indonesia berbagi peringkat ini dengan negara-negara seperti Bolivia (159 cm), Filipina (161cm), Vietnam (162 cm), Kamboja 162,5 cm), Nepal (163 cm), Ekuador (163 cm), Sri Lanka (163,6 cm), Nigeria (163,8 cm), dan Peru (164 cm).
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan budaya dan keindahan alam, memiliki satu fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui oleh dunia, Indonesia adalah negara peringkat pertama dengan penduduk terpendek di dunia.
Fenomena ini menarik perhatian banyak kalangan, mengundang rasa ingin tahu akan faktor-faktor apa yang mungkin menyebabkan tinggi badan rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.
BACA JUGA:Sejarah! Indonesia Lolos 16 Besar Piala Asia, Bagaimana Respons Pemain dan Pelatih? Ini Kata Mereka
BACA JUGA:Wow, Berikut 13 Makanan Dari Indonesia yang Terkenal dan Kelezatannya Diakui di Seluruh Dunia
Nah, kali ini kita akan eksplorasi mengenai kondisi ini, sekaligus melihat beberapa aspek yang mungkin mempengaruhi tinggi badan penduduk Indonesia.
Faktor Genetik
Salah satu faktor yang seringkali dihubungkan dengan tinggi badan adalah faktor genetik.
Genetika memainkan peran penting dalam menentukan tinggi badan seseorang, dan variasi genetik di antara populasi dapat menyebabkan perbedaan signifikan dalam rata-rata tinggi badan.
Dalam konteks Indonesia, faktor genetik mungkin menjadi salah satu penjelasan mengapa penduduknya cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek.
Studi genetika penduduk Indonesia menunjukkan adanya keragaman genetik yang mencolok di antara suku-suku dan kelompok etnis di seluruh nusantara.
BACA JUGA:Indonesia Sangat Memerlukan Keterlibatan Anak Muda
BACA JUGA:Padahal Semua Orang Suka lho? Makanan Indonesia yang Mungkin Tidak Sehat untuk Kesehatan
Faktor ini bisa menjadi penentu dalam menentukan tinggi badan rata-rata, dan mungkin saja faktor genetik turun-temurun telah memengaruhi kondisi ini selama berabad-abad.