BACAKORAN.CO - Di tengah keanekaragaman kuliner dunia, muncul tren baru yang menarik perhatian para pecinta makanan eksotis, tembiluk atau cacing kayu besar yang bisa dimakan mentah.
Mungkin terdengar aneh atau bahkan menjijikkan bagi sebagian orang, beberapa komunitas di berbagai belahan dunia mengakui nilai gizi dan kelezatan unik yang terkandung dalam tembiluk ini.
Nah, pada artikel ini, kita akan berpetualang lebih jauh tentang fenomena kuliner yang unik berikut!
Sejarah Tembiluk atau Cacing Kayu sebagai Makanan
Pertama-tama, penting untuk mencari tahu sejarah tembiluk atau cacing kayu sebagai bahan makanan.
BACA JUGA:7 Makanan Ini Bisa Menyembuhkan Kolesterol, Pilihan Lezat yang Menjaga Kesehatan Tubuh!
BACA JUGA:Te Sate, te Sate! Makanan Khas Indonesia, Sate yang Populer di Indonesia
Praktik memakan cacing kayu atau tembiluk sebenarnya bukan hal baru dan dapat ditemukan di berbagai budaya di seluruh dunia.
Beberapa suku asli di Australia, Afrika, dan Amerika Latin telah lama memasukkan cacing kayu dalam pola makan mereka.
Mereka percaya bahwa cacing kayu kaya akan protein, vitamin, dan mineral esensial.
Di Asia Tenggara, terutama di wilayah-wilayah pedalaman di Indonesia dan Malaysia, tembiluk sering kali diolah sebagai hidangan tradisional.
Dalam masyarakat suku Dayak di Kalimantan, misalnya, tembiluk dianggap sebagai hidangan yang kaya akan energi dan diyakini dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah Makan, Ini 7 Makanan yang Harus Dihindari oleh Pengidap Vertigo, Apa Saja?
BACA JUGA:Makanan yang Dapat Menyebabkan Jerawat dan Berat Badan Naik
Salah satu alasan mengapa tembiluk atau cacing kayu mulai diminati sebagai makanan adalah kandungan nutrisinya yang tinggi.