BACAKORAN.CO - Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan di awal bulan Februari 2024.
Berdasarkan data Bloomberg, pada Senin, 5 Februari 2024, rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.708 per USD.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah melemah 46 poin atau 0,29 persen dan parkir di level Rp15.700 per USD.
Pelemahan rupiah ini dipicu oleh dua sentimen, yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal yang mempengaruhi rupiah adalah data tenaga kerja Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang lebih baik dari perkiraan.
Data NFP AS menunjukkan bahwa pada Januari 2024, AS berhasil menciptakan 304 ribu lapangan kerja baru, jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya 165 ribu.
BACA JUGA:Detail Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, 10 provinsi Tertinggi sampai Terendah
Data ini menandakan bahwa perekonomian AS masih kuat dan berdampak positif pada dolar AS.
Selain itu, tingkat pengangguran AS pada Januari 2024 juga tetap stabil di level 3,7 persen, lebih baik dari perkiraan pasar yang 3,8 persen. Tingkat pengangguran AS ini merupakan yang terendah sejak 1969.
Data ini juga menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih solid dan mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
Faktor internal yang mempengaruhi rupiah adalah data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Data BPS menunjukkan bahwa pada tahun 2023, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen secara kumulatif.
Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang sebesar 5,31 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini juga lebih rendah dari target pemerintah yang sebesar 5,3 persen.
Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penurunan ekspor, perlambatan investasi, dan konsumsi rumah tangga.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuat, Rupiah Justru Loyo di Awal Pekan, Kok Bisa?