Sukhodolsky menambahkan bahwa anak pemarah tidak selalu marah karena alasan yang jelas.
Kadang-kadang, anak pemarah marah karena hal-hal kecil atau sepele, seperti tidak mendapatkan mainan yang diinginkan, tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah, atau tidak bisa bermain dengan teman.
Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya kemampuan untuk mengekspresikan perasaan, menyelesaikan masalah, atau menangani stres.
Untuk menghadapi anak pemarah, Sukhodolsky memberikan lima cara yang bisa dilakukan oleh orang tua dan orang dewasa lainnya, yaitu:
- Mencari tahu penyebab anak marah, dengan mengamati, mendengarkan, dan berkomunikasi dengan anak.
Orang tua dan orang dewasa lainnya harus mencoba memahami apa yang membuat anak marah, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia inginkan.
Dengan begitu, mereka bisa memberikan dukungan, solusi, atau kompromi yang sesuai dengan kebutuhan anak.
- Mencontohkan perilaku yang baik, dengan tidak marah, bersikap sabar, dan memberikan pujian dan penghargaan.
Orang tua dan orang dewasa lainnya harus menjadi panutan bagi anak, dengan menunjukkan cara-cara yang tepat untuk mengelola emosi dan perilaku.
BACA JUGA:Mana yang Lebih Unggul? Kecerdasan Emosional vs Kecerdasan Intelektual, Simak Pembahasannya
Mereka juga harus memberikan umpan balik positif kepada anak, dengan mengakui usaha, kemajuan, dan prestasi anak.
- Tetap bersikap tenang, dengan tidak terpancing, mengambil napas dalam-dalam, dan mengalihkan perhatian anak.
Orang tua dan orang dewasa lainnya harus menghindari bertengkar, berteriak, atau memukul anak, karena hal ini hanya akan memperburuk situasi.
Mereka harus tetap tenang dan mengontrol diri, dengan mengambil napas dalam-dalam, menghitung sampai sepuluh, atau melakukan hal lain yang bisa menenangkan diri.
Mereka juga harus mencoba mengalihkan perhatian anak, dengan mengajaknya melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti bermain, membaca, atau mendengarkan musik.
- Memberikan pelukan pada anak, dengan menunjukkan rasa sayang, pengertian, dan dukungan.