Allah berfirman dalam hadis qudsi:
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian semuanya melakukan dosa pada malam dan siang hari (HR. Muslim no. 2577).
Namun, hal ini tidak mengurangi tanggung jawab manusia untuk berusaha memperbaiki saudaranya dengan melarang kemungkaran, meskipun mereka sendiri tidak sempurna.
Allah melarang hambanya untuk berputus asa dan merasa bahwa Allah tidak akan mengampuninya. Allah berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.” (QS. Az-Zumar[39]: 53).
BACA JUGA:Macam-Macam Puasa Sunnah yang Pahalanya Bukan Maen, Nomor 4 Jadi Andalan Umat Islam
Meskipun manusia tidak luput dari kesalahan, hal ini tidak menghalangi mereka untuk berperan aktif dalam melarang kemungkaran.
Rasulullah ﷺ berpesan:
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Setiap anak Adam berbuat salah, dan sebaik-baik orang berbuat salah adalah yang bertobat (HR. Ibnu Majah no. 4251).
Prinsip ini ditegaskan dalam Islam dan dipahami oleh para ulama sebagai tanggung jawab setiap individu.
BACA JUGA:Kaget! Benar Nggak Sih Islam Menganjurkan Untuk Menguburkan Potongan Rambut Atau Kuku? Yuk Cari Tau
Dengan memahami kemanusiaan yang tidak sempurna namun tetap bertanggung jawab.
Kita dapat memperjuangkan kebaikan dalam masyarakat meskipun kita sendiri tidak sempurna.***