Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia tetap tinggi, mencapai US$145,1 miliar pada Januari 2024.
Jumlah cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor serta pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Melebihi standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Namun, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2023 yang mencapai US$146,4 miliar.
BACA JUGA:Rupiah Dibuka Lanjut Melemah, Tak Terperosok Makin Dalam Lantaran Ditopang Sentimen Ini
Selain itu, data pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 bisa menjadi vitamin bagi rupiah.
Dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas angka 5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai target, melebihi pertumbuhan negara-negara lain," ujar Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen secara year on year (yoy) pada tahun 2023.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuat, Rupiah Justru Loyo di Awal Pekan, Kok Bisa?
Sementara pada kuartal IV tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Tanah Air mencapai 5,04 persen.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa pencapaian ini menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah berbagai tantangan, terutama dari situasi global.
"Dengan melambatnya ekonomi global dan penurunan harga komoditas ekspor utama, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 tetap solid," ujarnya.
Meski pertumbuhan ekonomi tahun 2023 menurun dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai pertumbuhan sebesar 5,31 persen.