BACAKORAN.CO - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, politisi PDIP yang kini menjadi komisaris utama PT Pertamina, kembali membuat pernyataan kontroversial yang menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putranya, Gibran Rakabuming Raka, yang maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024.
Ahok mengaku lebih mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang juga calon presiden dari PDIP, sebagai penerus Nawacita dan Trisakti.
Nawacita adalah sembilan agenda prioritas yang digagas oleh Jokowi dan Jusuf Kalla saat mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden pada tahun 2014.
Nawacita bertujuan untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. 1011
Trisakti adalah tiga pilar utama yang dicetuskan oleh Presiden pertama RI, Soekarno, sebagai landasan perjuangan bangsa Indonesia.
BACA JUGA:Ahok vs Jokowi: Konflik Mantan Tandem di Akhir Masa Jabatan
Trisakti terdiri dari berdaulat secara politik, mandiri dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. 12
Ahok mengatakan bahwa PDIP telah menugaskan Jokowi untuk menjalankan Nawacita, sehingga ia rela mendukung Jokowi di Pilpres 2019 meskipun ada Ma’ruf Amin sebagai wakilnya.
Namun, Ahok menilai bahwa Jokowi tidak bisa bekerja sendiri tanpa didukung partai.
Ia juga mengecam Gibran sebagai calon presiden yang tidak berpengalaman dan tidak kompeten.
Ahok bahkan mengundurkan diri sebagai komisaris utama Pertamina, yang dianggap sebagai jabatan strategis yang diberikan Jokowi kepadanya.
“PDIP tugaskan untuk presiden kerjakan nawacita. Makanya aku rela dukung Jokowi walau ada Ma’ruf,” kata Ahok kepada detikcom, Kamis (8/2/2024).
“Kuncinya nawacita dan trisakti Bung Karno yang harus teruskan Jokowi 10 tahun adalah Ganjar,” kata Ahok.
BACA JUGA:Ahok dan Kontroversi ‘Jokowi-Gibran Bisa Kerja? Panas..!
Ahok pun angkat bicara soal viral video dirinya yang bertanya soal kerja Jokowi dan Gibran.
Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu menyampaikan bahwa anggota keluarganya memilih pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
Ahok kemudian menjelaskan bahwa ia tidak ingin memilih presiden yang tidak sehat, emosional, dan tidak bisa kerja. Ahok khawatir jika tiba-tiba Gibran yang naik jabatan.
“Lagi pula kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik,” kata Ahok di atas panggung dengan latar gambar pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud.
Menurut ibu tersebut, justru bagus jika Gibran yang naik jabatan. Namun, Ahok mempertanyakan bukti Gibran bisa kerja sekaligus menyinggung soal Jokowi dianggap bisa kerja.
“Tapi presiden kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan.
Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota? Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa kerja?” ujar Ahok.
BACA JUGA:Mundur dari Pertamina, Ahok Turun Gunung Menangkan Ganjar Mahfud
Ahok dalam video tersebut sesungguhnya enggan bicara hal itu dalam forum terbuka.
Namun, menurutnya tidak adil jika memilih presiden tidak berdasarkan kemampuan kerja.
“Nah makanya kita bisa berdebat itu, saya lebih tahu, makanya saya nggak enak ngomong depan umum.
Tapi kalau ibu mau pilih Pak Prabowo pun itu hak ibu. Tapi saya mau sampaikan juga, tidak fair kalau kita pilih presiden bukan berdasarkan kemampuan kerja,” ucap Ahok.
Pernyataan Ahok ini menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari kubu Prabowo-Gibran dan PDIP sendiri.