BACAKORAN.CO - Filipina, sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia Tenggara, saat ini tengah menghadapi situasi politik yang semakin memanas.
Persaingan politik di antara Presiden Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr dan ayah dari Wakil Presiden Rodrigo Duterte telah menciptakan ketegangan tinggi dan saling tuduh-menyuduh demi merebut kekuasaan.
Kontestasi politik ini memperdalam perpecahan di antara masyarakat Filipina, yang masih membawa kenangan akan pemerintahan otoriter pada masa lalu.
Sejak dilantik sebagai Presiden pada tahun 2016, Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr anak dari mantan diktator Ferdinand Marcos, membangun karir politiknya dengan mengejar kursi wakil presiden pada pemilihan umum tahun 2016.
BACA JUGA:Ahok vs Jokowi: Konflik Mantan Tandem di Akhir Masa Jabatan
Di sisi lain, Rodrigo Duterte, telah menjadi sosok kontroversial dengan kebijakan keras terhadap narkoba dan serangkaian pernyataan kontroversialnya.
Marcos Jr, sejak awal kariernya, berusaha untuk memulihkan citra keluarganya yang tercemar oleh rezim otoriter dan tindakan pelanggaran hak asasi manusia pada masa lalu.
Meski demikian, banyak kritikus yang skeptis terhadap niatnya, meragukan apakah dia benar-benar telah berubah atau hanya mencoba memanfaatkan ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Duterte.
Pertarungan Politik yang Memanas
Situasi politik semakin memanas seiring berbagai tuduhan saling menghantam antara Duterte dan Marcos Jr.
Keduanya saling melempar serangan melalui pernyataan-pernyataan tajam dan taktik kampanye yang intens.
Salah satu poin sentral dalam pertarungan ini adalah masalah kebijakan narkoba yang menjadi fokus utama pemerintahan Duterte.
Duterte, yang dikenal dengan pendekatannya yang tegas terhadap peredaran narkoba, menuduh Marcos Jr kurang peduli terhadap masalah ini dan bahkan bersikap lunak terhadap pelaku narkotika.