BACAKORAN.CO - Kue keranjang atau nian gao adalah salah satu makanan khas yang selalu ada dalam perayaan tahun baru Imlek.
Kue ini terbuat dari tepung ketan dan gula, memiliki tekstur yang kenyal dan lengket, serta warna yang coklat.
Kue ini biasanya disajikan sebagai makanan penutup atau persembahan untuk leluhur dan dewa.
Namun, tahukah Anda apa sebenarnya makna dan sejarah di balik kue keranjang ini.
Mengapa kue ini menjadi simbol keberuntungan dan kemakmuran bagi orang Tionghoa.
BACA JUGA:Hindari 6 Makanan ini Saat Imlek, Bisa Bawa Sial dan Kemiskinan! Apa Saja?
Asal-Usul Kue Keranjang
Ada beberapa versi tentang asal-usul kue keranjang, yang kebanyakan bersumber dari legenda atau mitos yang populer di kalangan masyarakat Tionghoa.
Salah satu versi yang paling terkenal adalah kisah tentang Dewa Dapur atau Zao Jun yang diyakini bersemayam di setiap rumah dan bertugas melaporkan keadaan rumah tangga kepada Kaisar Giok di surga setiap akhir tahun.
Untuk mencegah Dewa Dapur melaporkan hal-hal buruk atau menjelek-jelekkan rumah mereka.
Orang-orang menawarkan kue keranjang sebagai persembahan sebelum tahun baru Imlek.
Kue keranjang yang lengket dan manis diharapkan bisa menutup mulut Dewa Dapur atau membuatnya senang sehingga memberikan laporan yang baik.
Versi lain yang juga terkenal adalah kisah tentang seekor monster bernama Nian, yang tinggal di sebuah gua di gunung dan suka menyerang desa-desa di dataran China pada malam tahun baru.
Untuk mengusir monster ini, orang-orang menyalakan petasan, membakar dupa, dan menempelkan kertas merah di pintu rumah mereka.