5. Bunuh diri
Anak yang menjadi korban pembullyan bisa memiliki pikiran atau tindakan untuk mengakhiri hidupnya karena merasa tidak ada harapan, tidak ada jalan keluar, atau tidak ada yang peduli.
Anak yang menjadi pelaku pembullyan juga bisa memiliki pikiran atau tindakan untuk bunuh diri karena merasa tidak ada arti hidup, tidak ada tujuan, atau tidak ada yang mencintai.
BACA JUGA:Simak, Tidur Terlalu Banyak Bisa Jadi Pertanda Depresi, Kok Bisa? Ini Faktanya
Pembullyan lewat dunia maya atau cyberbullying adalah bentuk pembullyan yang dilakukan melalui media sosial, internet, atau perangkat elektronik lainnya.
Cyberbullying bisa berupa hinaan, ancaman, gosip, fitnah, atau penyebaran foto atau video yang mempermalukan.
Cyberbullying bisa memiliki dampak yang sama atau bahkan lebih besar daripada pembullyan secara langsung, karena alasan-alasan berikut:
1. Lebih luas dan tidak terbatas
Cyberbullying bisa menjangkau lebih banyak orang dan tidak terbatas oleh waktu atau tempat.
Korban bisa menerima pesan atau komentar yang menyakitkan kapan saja dan di mana saja, bahkan di rumah yang seharusnya menjadi tempat yang aman.
Pelaku juga bisa lebih mudah menyebarkan informasi yang tidak benar atau merugikan korban kepada orang-orang yang tidak dikenal.
2. Lebih anonim dan tidak terkontrol
Cyberbullying bisa dilakukan dengan cara yang lebih anonim dan tidak terkontrol.
Pelaku bisa menggunakan nama samaran, akun palsu, atau perangkat orang lain untuk menyembunyikan identitasnya.
Pelaku juga bisa lebih sulit untuk dilacak, dilaporkan, atau disanksi.
BACA JUGA:Jangan Sedih, Jangan Marah! Cara Unik dan Kreatif untuk Melepas Luapkan Emosi
Korban juga bisa lebih sulit untuk menghapus atau menghindari pesan atau konten yang tidak diinginkan.