Harga Beras Terus Meroket Catat Rekor Baru, Tertinggi Sepanjang Sejarah, Bapanas Tuding Ini Jadi Biang Kerok!

Jumat 23 Feb 2024 - 10:21 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACA JUGA:Jelang Ramadan, Beras, Ayam, Telur Masih Tinggi, Pj Wako Himbau Warga Jangan Panik

Namun, terang Ketut, pihaknya masih mengacu pada Kerangka Sampel Area (KSA) BPS yang menyatakan bahwa produksi padi pada periode Januari-Februari 2024 masih di bawah kebutuhan.

"Artinya, pada Januari-Februari ini, kita mengalami koreksi yang cukup signifikan," ungkapnya.

Hanya saja, lanjut Ketut, menurut KSA BPS bahwa produksi pada Maret mendatang akan mencapai sekitar 3,5 juta ton beras.

Artinya, akan terjadi surplus.

BACA JUGA:Jokowi Blak-blakan Soal Beras Langka di Pasar, Ternyata Ini Biang Keroknya!

Jadi, harapannya setelah Maret, April, Mei, Juni, juga akan terjadi surplus.

“Jika itu terjadi, maka harga akan mengalami penurunan atau koreksi ke bawah," ucap Ketut.
Di sisi lain, harga gabah juga mengalami kenaikan.

Harga gabah kering panen (GKP) saat ini mencapai Rp7.500 per kilogram, bahkan ada yang mencapai Rp8.000 per kilogram.

Sementara itu, harga Gabah Kering Giling (GKG) telah mencapai Rp8.200-Rp8.500 per kilogram.

BACA JUGA:Harga Beras di Pasaran Naik, Masyarakat Menjerit, Satgas Pangan Bilang Begini

Menurut Ketut, kenaikan harga GKP/GKG disebabkan oleh penurunan produksi yang terkoreksi, akibat dari dampak El Nino yang panjang.

"Beberapa petani mengalami gagal panen,” cetusnya.

Mereka menanam pada bulan November atau Desember, tetapi segera mengalami kekeringan dan harus menanam lagi.

Hal ini berdasarkan KSA BPS yang mencatat adanya koreksi kecil terkait produksi gabah.

BACA JUGA:Program Bansos Jadi Biang Keladi Kelangkaan Beras di Pasaran Jelang Pilpres? Simak Penjelasan Pemerintah!

Kategori :