BACA JUGA:Mitos atau Fakta? Keheningan Total Si Raja Rimba Harimau Sumatera
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung.
Menyatakan bahwa harimau yang menyerang kedua korban adalah harimau sumatera atau Panthera tigris sumatrae, yang merupakan satwa dilindungi dan terancam punah.
Namun, belum dapat dipastikan apakah harimau yang sama atau berbeda yang menyerang kedua korban.
Menurut Kepala BKSDA SKW III Lampung Joko Susilo, pihaknya telah menerjunkan tim penanggulangan untuk menangkap harimau tersebut untuk direlokasi.
Ia mengatakan bahwa harimau tersebut harus diselamatkan agar tidak membahayakan warga maupun dirinya sendiri.
BACA JUGA:Waw! Pria Ini Ngaku Sudah Membunuh 150 Ekor Harimau, Mengaku Bersalah Tebus Dosa Dengan Cara Ini
"Kami sudah siapkan tim dan kandangnya. Alhamdulillah sudah berangkat ke lokasi hari ini. Jadi penangkapan ini tujuannya untuk diselamatkan," kata Joko pada Jumat (23/2/2024), dikutip dari Detik.com.
Sementara itu, pihak setempat mengimbau warga untuk semakin waspada dan mengikuti protokol keamanan saat beraktivitas di sekitar kawasan hutan.
Beberapa protokol keamanan yang disarankan antara lain adalah:
- Menggunakan topi terbalik saat berjalan di hutan, agar harimau mengira ada mata di belakang kepala dan tidak menyerang dari belakang.
BACA JUGA:Harimau Sumatera, Populasinya Terus Berkurang Namun Masih Terpantau di Wilayah Sumatera Selatan
- Membawa senjata tajam, seperti pisau, parang, atau tombak, untuk membela diri jika diserang harimau.
- Membuat api unggun atau membawa senter, untuk menakut-nakuti harimau dengan cahaya dan suara.
- Berjalan berkelompok dan tidak berpisah, untuk mengurangi risiko menjadi sasaran harimau.