Palembang,BACAKORAN.C0 – Suhu Pemilu 2024 semakin terasa di Daerah Pemilihan Sumsel II, setelah Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Nasional Demokrasi (NasDem), Eddy Rianto. SH. MH, membuka dugaan pintu kecurangan dengan melaporkan PPK dan Panwascam Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim, ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumsel, Kamis malam (29/2/2024).
Dalam kesempatan itu, Eddy, juga berharap pasal 551 Undang-undang No 7 tahun 2017 dapat ditegakkan.
Laporan ini terkait adanya dugaan pengelembungan suara dan penolakan tandatangan hasil rapat pleno.
Eddy Rianto, yang juga Dewan Pakar Partai NasDem Sumsel, secara tegas menuduh PPK dan Panwascam Sungai Rotan terlibat dalam aksi penyelewengan suara.
Dalam konferensi pers yang dihadiri sejumlah wartawan, Rianto mengungkapkan serangkaian kejanggalan yang dianggapnya sebagai bukti nyata kecurangan.
"Pertanyaannya, bagaimana bisa proyektor saat rekapitulasi suara tidak dihidupkan secara penuh? Ada unsur kesengajaan dari awal proses perhitungan suara.
Proyektor hanya dinyalakan sebentar, kemudian dimatikan. Inikah transparansi yang dijanjikan dalam Pemilu?" ujar Eddy Rianto, dengan nada tanya.
Menurut Rianto, bukan hanya masalah teknis, tetapi juga soal ketidaktransparanan tandatangan hasil rapat pleno.
PPK dan Panwascam Sungai Rotan diduga enggan menandatangani hasil rapat, bahkan lampiran pun tidak disertai tanda tangan.
"Mereka hanya bersedia menandatangani satu saksi dari NasDem dengan alasan kehabisan kertas.
Namun, setelah kami memaksa, akhirnya mereka memberikan apa yang kami minta," tambahnya.
Lebih lanjut, Eddy Rianto mengungkapkan dugaan serius terkait suara yang diklaim lebih dari 2 persen dari semua mata pilih.
"Dari TPS-TPS di sana, banyak yang tidak datang, tapi anehnya suara tetap tembus.