Sementara negosiasi upah Jepang baru-baru ini menunjukkan kenaikan besar-besaran pada tahun 2024.
Kedua faktor tersebut merupakan pertimbangan utama BOJ dalam melakukan pengetatan kebijakan.
Dari segi sentimen dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari mengalami surplus US$0,87 miliar.
BACA JUGA:Kondisi Rupiah Rupiah di Tengah Terus Melonjaknya Utang Pemerintah
BACA JUGA:Rupiah Tertekan Lonjakan Harga Beras dan Bayang-bayang Inflasi
Sedangkan secara total, neraca perdagangan mencapai US$2,87 miliar dolar.
Walaupun terjadi surplus, namun NPI mengalami penurunan sebesar US$6,42 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari-Februari 2023.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2024 terutama berasal dari sektor non-migas sebesar US$2,63 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,76 miliar.
Pada perdagangan hari ini, rupiah diprediksi bergerak fluktuatif, namun potensi melemah di kisaran Rp15.570 - Rp15.660.