Kontroversi ini bermula ketika Gus Iqdam dalam salah satu ceramahnya menyebut bahwa situasi di Palestina aman dan damai, tidak seperti yang diberitakan di berbagai media.
Hal ini disampaikan Gus Iqdam ketika mengisi pengajian di Dusun Plosorejo, Kecamatan Wilangan, Nganjuk pada awal Maret 2024 lalu.
BACA JUGA:Agar Rezeki Terus Mengalir, Gus Iqdam Ajak Amalkan Zikir ini Setiap Hari
Pernyataan Gus Iqdam ini segera menyebar luas dan mendapat tanggapan negatif dari berbagai kalangan.
Terutama mereka yang telah lama mengikuti perkembangan konflik Palestina-Israel.
Banyak yang merasa bahwa pernyataan tersebut mengabaikan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina akibat konflik yang berkepanjangan.
Klarifikasi yang diberikan oleh Gus Iqdam juga dianggap tidak cukup untuk mengatasi kesalahpahaman yang telah terjadi.
Meskipun ia menekankan bahwa jihad tetap ada di Gaza, banyak netizen yang merasa bahwa pernyataannya telah menimbulkan kebingungan dan potensi disinformasi.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi tokoh publik untuk berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan, terutama yang berkaitan dengan isu sensitif seperti konflik internasional.
Pernyataan yang tidak akurat dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi persepsi publik terhadap suatu isu.
Di tengah maraknya informasi yang beredar di media sosial, penting bagi masyarakat untuk melakukan verifikasi dan mencari sumber yang kredibel sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi.
Klarifikasi yang diberikan oleh Gus Iqdam makin membuat publik mempertanyakan keprihatinannya terhadap saudara muslim di Palestina.
Dengan adanya klarifikasi dari Gus Iqdam, diharapkan dapat mengurangi kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat.
Namun, reaksi keras yang ditunjukkan oleh netizen menunjukkan bahwa masih ada jalan panjang untuk membangun pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu sensitif seperti konflik Palestina-Israel.***