BACAKORAN.CO- Pondok pesantren adalah institusi pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan keilmuan umat Islam. Namun, dalam konteks anak-anak, terutama pada usia Sekolah Dasar (SD), ada pertanyaan yang sering muncul: apakah sebaiknya anak masuk pondok pesantren sejak dini?
Jawabannya ternyata tidaklah sederhana, dan ada beberapa alasan mengapa anak tidak dianjurkan masuk pondok saat masih SD.
Dalam perspektif agama Islam, terdapat hadis yang menyatakan pentingnya mempertahankan hubungan antara ibu dan anak sampai anak mencapai usia baligh bagi laki-laki atau haidh bagi perempuan.
Ubadah bin ash-Shâmit radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam melarang memisahkan antara ibu dan anaknya hingga mencapai tahapan tersebut.
BACA JUGA:Tahapan Mengajarkan Anak Berpuasa, Sejak Kapan? Yuk Contoh Cara Rasulullah SAW...
Hal ini diindikasikan bahwa anak masih membutuhkan bimbingan dan perlindungan yang lebih intensif dari orang tua pada fase awal perkembangannya.
Pada usia Sekolah Dasar, anak-anak masih dalam tahap pembentukan karakter, penyesuaian sosial, dan pengembangan keterampilan dasar.
Masuk ke lingkungan pondok pesantren yang cenderung lebih disiplin dan memiliki aturan yang ketat dapat menjadi beban psikologis bagi anak-anak.
Mereka belum memiliki kemampuan adaptasi yang matang untuk menghadapi perubahan lingkungan yang signifikan tersebut.
Perubahan lingkungan yang dimaksud termasuk pola tidur yang berbeda, jauh dari lingkungan keluarga, tuntutan belajar yang intensif, serta kedisiplinan yang ketat dalam kegiatan sehari-hari.
BACA JUGA:5 Waktu Dilarang Marah Pada Anak, Kapan Saja?
Anak-anak pada usia SD umumnya masih membutuhkan lingkungan yang lebih akrab dan dukungan yang konsisten dari lingkungan keluarga untuk mendukung perkembangan fisik, mental, dan emosional mereka.
Selain itu, pendidikan formal pada tingkat SD memberikan landasan penting dalam memahami konsep-konsep dasar seperti membaca, menulis, berhitung, serta pengenalan lingkungan sekitar.