Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada kegiatan takbiran pada malam sebelumnya.
Hanya Salat Isya berjemaah yang diikuti oleh sekitar 30-an orang yang dilaksanakan.
BACA JUGA:Tidak Ada Jalur Tes Untuk SMA Negeri, Begini Prosedur PPDB tahun 2024 di Sumsel
BACA JUGA:Wow, Tarif Melambung 50 Persen, Pesanan Tiket Bus AKAP Membludak Jelang Lebaran, Semangat Mudik!
Keputusan ini tentu menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
Mengingat adanya perbedaan pendapat antara penetapan waktu Salat Idul Fitri oleh jamaah Aolia dengan Muhammadiyah dan pemerintah.
Keputusan tersebut juga dapat dianggap sebagai bentuk kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi.
Dimana setiap kelompok berhak untuk menentukan hari raya agamanya sesuai dengan keyakinannya.
Sementara PP Muhammadiyah menetapkan Salat Idul Fitri tahun ini jatuh pada Rabu, 10 April 2024, pemerintah belum menetapkan tanggal resmi pelaksanaan.
Jika pemerintah mengikuti Muhammadiyah, maka Salat Idul Fitri yang dilakukan jamaah Aolia akan memiliki selisih lima hari.
Keputusan jamaah Aolia untuk menjalankan Salat Idul Fitri lebih awal membuka ruang diskusi yang luas tentang kriteria penetapan hari raya Islam di Indonesia.
BACA JUGA:Terbaru, BPR Bangkrut Tambah 1 Lagi di Sumatera, Total Sudah 8 di Tahun Ini!
BACA JUGA:Komplotan Wanita Tukar Emas Palsu dengan Asli Beraksi di Sekayu, Begini Modusnya
Diskusi ini melibatkan berbagai pihak, baik ulama, tokoh masyarakat, maupun pemangku kepentingan lainnya, untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama.