Pasar masih waspada terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
BACA JUGA:BI Bongkar Biang Kerok Rupiah Anjlok hingga Tembus Rp16.000 per USD
“Pasar menunggu sinyal The Fed terkait kemungkinan penundaan pemangkasan suku bunga acuan sulitnya inflasi AS turun,” ujarnya.
Ariston pun mengungkapkan bahwa yield obligasi pemerintah Indonesia naik tajam pada perdagangan sebelumnya.
Dimana Yield tenor 1 tahun naik dari 6,4 persen ke 6,83 persen, dan tenor 10 tahun dari 6,93 persen ke 7,03 persen.
Kenaikan ini menunjukkan tekanan jual yang tinggi di pasar obligasi Indonesia dan memberikan tekanan pada rupiah.
BACA JUGA:Jeblok! Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp16.000 per Dolar AS, Terendah Sejak 2020
BACA JUGA:Rupiah Tembus Rp16.000 per USD di Google, Begini Prediksi Pergerakan saat Pasar Dibuka Besok!
Namun, indeks dolar AS pagi ini terlihat sudah bergerak turun dari 106,2 ke kisaran 105,9.
Konsolidasi dolar AS ini dapat membantu rupiah tidak melemah terlalu jauh hari ini.
Berdasarkan sentimen di atas, Ariston memproyeksikan rupiah potensi melemah hingga mencapai level Rp16.250, dengan potensi support di kisaran 16.180.