BACAKORAN.CO - Lidah jamaah haji Indonesia memang benar-benar diservis dengan baik selama menjalani ibadah haji di Tanah Suci. Bahkan Kementrian Agama (Kemenag) menyebut pihak katering mengimpor 8 jenis bumbu dari Indonesia.
Menurut Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda, delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia itu adalah rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.
"8 jenis bumbu dapur didatangkan langsung dari Indonesia," ungkap Widi.
Yang pasti, kata Widi, menu makanan yang diberikan kepada jamaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa nusantara.
Tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia. Total kebutuhan jamaah haji Indonesia selama di Tanh Suci lebih dari 200 ton.
“Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM,” ujar Widi.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda-kemenag-
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jamaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi. Mulai dari karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jamaah haji di Tanah Suci.
"Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jamaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jamaah menginap sebelum waktu makan tiba,” tukasnya.
Widi mengingatkan kepada para jamaah haji Indonesia terkait wakgtu konsumsi makanan yang disediakan. Para jamaah dilarang konsumsi makanan melebisi waktu yang disarankan.
Setiap makanan yang disajikan, selalu ada keterangan waktu konsumsinya.
"Perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi, untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 was yang tertera di kemasan makanan,” ingatnya.
Selama di Tanah Suci, para jamaah haji Indonesia mendapatkan jatah makan tiga kali dalam sehari. Makan pagi, makan siang, dan makan malam.