BACAKORAN.CO – Rupiah menutup perdagangan akhir pekan dengan positif.
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp16.196 per USD pada perdagangan Jumat (7/6/2024), naik 68 poin atau 0,42 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sedangkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) memposisikan rupiah di Rp16.218 per USD pada perdagangan sore ini.
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS didorong oleh data perdagangan China yang lebih kuat.
BACA JUGA:Cadangan Devisa Indonesia Mei 2024 Melejit, Tembus US$139 M, BI Ungkap Faktor Pendorong!
BACA JUGA:Nggak Perlu ke Bank, 5 Langkah Menutup Rekening Jenius: Saldo 0 Rupiah dan Hubungi Nomor ini...
“Cadangan devisa Indonesia (Mei 2024) lebih tinggi dari perkiraan,” cetusnya.
Adapun mata uang di kawasan Asia mayoritas perkasa terhadap dolar AS.
Tercatat dolar Hong Kong dan won Korea Selatan menguat 0,01 persen, yuan China naik 0,02 persen, yen Jepang tumbuh 0,03 persen, dolar Singapura melesat 0,04 persen, rupee India melejit 0,09 persen, dan peso Filipina meroket 0,15 persen.
Sementara itu, baht Thailand dan ringgit Malaysia stagnan.
BACA JUGA:Pasar Wait and See Sikap Bank Sentral Eropa, Rupiah Hari Ini Sukses Hajar Dolar, Jadi Berapa?
BACA JUGA:Begini Cara BI Jaga Stabilitas Rupiah yang Terus Tertekan, Balik di Atas Rp16.200 per USD
Nasib berbeda dialami mata uang negara maju yang ditutup bervariasi.
Tercatat poundsterling Inggris naik tipis 0,01 persen, euro Eropa stagnan, franc Swiss ambles 0,07 persen, dolar Kanada anjlok 0,06 persen, dan dolar Australia naik 0,03 persen.
Seperti diberitakan, Cadangan devisa Indonesia meningkat pada akhir Mei 2024.