Ada sejumlah indikator agar pelayanan jemaah pada fase kedatangan berjalan lancar.
Kuota jemaah haji reguler sebanyak 213.320 jemaah terserap optimal, hanya menyisakan 45 jemaah yang tidak bisa digantikan karena proses pemvisaan sudah ditutup.
Jamaah haji Indonesia saat tiba di Arafah-kemenag-
Proses pelayanan jemaah pada fase kedatangan juga berjalan lancar, baik di Madinah maupun Makkah.
Jemaah bisa mendapatkan layanan katering, transportasi, akomodasi, termasuk pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah.
BACA JUGA:Innalilahi, 166 Jemaah Haji Indonesia Wafat, Kemenkes Ungkap 10 Penyebab Utama! Terbanyak Sakit Apa?
Padahal, Indonesia adalah pengirim jemaah haji terbesar di dunia. Ini jelas bukan tugas mudah.
Layanan katering, bahkan bisa tetap diberikan hingga jelang puncak haji. Ini juga kali pertama dilakukan dalam kuota normal, setelah sebelumnya diterapkan pada 2022.
Ketiga, proses puncak haji berjalan lancar. Ikhtiar mitigasi yang dilakukan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bersama otoritas Saudi.
Demi memperlancar proses pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah di Mina, Skema murur atau melintas di Muzdalifah banyak mendapat apresiasi.
Jemaah bisa diberangkatkan lebih awal, jam 07.37 waktu Saudi sudah tidak ada di Muzdalifah.
Syarif mengatakan, ada beberapa dinamika di Mina itu menjadi bagian yangakan dievaluasi.
"Wilayah Mina jelas batasannya dan sangat terbatas. Dengan kuota 213.320 jemaah, ruang yang tersedia kurang dari 0,8 meter persegi per orang. Mina dari dulu seperti itu," Tambahnya.
Sejak kuota kembali normal pada 2017, isunya selalu soal kepadatan. Sehingga, menerima tambahan kuota selalu menjadi berkah sekaligus tantangan.