BACAKORAN.CO - Di balik peringatan Hari Asyura, ada sebuah tragedi yang mengguncang dunia Islam dan meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah umat Muslim, yaitu Tragedi Karbala.
Peristiwa ini tidak hanya sekadar pertumpahan darah.
Tetapi juga menggambarkan konflik mendalam antara kebenaran dan kekuasaan.
Gus Baha, memberikan penjelasan yang mencerahkan tentang makna di balik tragedi ini dan pelajaran yang bisa diambil.
BACA JUGA:Ustaz Adi Hidayat Soroti Kepergian 5 Sosok Kontroversial Nahdliyin ke Israel: Banyak yang Terkejut!
Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam pernah memberi isyarat mengenai nasib tragis cucunya, Husain bin Ali, di Karbala.
Dalam beberapa riwayat, Nabi bahkan mencium tanah Karbala dan mengatakan bahwa di tempat itu cucunya akan dibantai.
Ini menunjukkan betapa peristiwa Karbala sudah menjadi bagian dari takdir yang diramalkan.
Menurut Gus Baha, Nabi Muhammad mengetahui bahwa kejayaan Islam hanya berumur 36 tahun.
BACA JUGA:Setelah Puasa Asyura, Masih Ada Puasa Ayyamul Bidh yang Pahalanya Seperti Puasa Satu Tahun
BACA JUGA:Kisah Husein Cucu Nabi yang Terbunuh di Hari Asyura
Dan kemudian akan mengalami banyak cobaan, termasuk tragedi di Karbala.
Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Islam.
Menggambarkan pertarungan antara kekuatan kebenaran dan kekuasaan yang korup.