BACAKORAN.CO – Rupiah menutup perdagangan akhir pekan dengan bergerak di zona hijau.
Nilai tukar rupiah berada di angka Rp16.200 per USD, menguat 37 poin atau 0,23 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara indeks dolar Amerika Serikat (AS) turun 0,20 persen ke posisi 104,21.
Adapun sejumlah mata uang Asia lainnya berhasil melibas dolar AS.
BACA JUGA:Layu Terhadap Dolar AS, Begini Perkiraan Nilai Tukar Rupiah Perdagangan Pekan Depan!
BACA JUGA:Rupiah Terpuruk di Akhir Pekan, Tembus Rp16.301 per USD, Sentimen Luar Ini Jadi Pemicu!
Tercatat yen Jepang melesat 0,27 persen, dolar Hongkong melaju 0,04 persen, dolar Singapura naik 0,26 persen, yuan China melaju 0,40 persen, dan ringgit Malaysia menguat 1,47 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah dan mata uang asia lainnya didorong lemahnya indeks manajer pembelian AS dan data pasar tenaga kerja yang buruk.
Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi.
Hal ini juga memperkuat spekulasi Federal Reserve System alias The Fed mungkin terlambat untuk menurunkan suku bunga acuan pada September, yang diperlukan untuk mencapai soft landing ekonomi.
BACA JUGA:Investor Antisipasi Data Penting, Rupiah Putus Tren Pelemahan Tiga Hari Beruntun
BACA JUGA:Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024, Rupiah Pagi Ini Lanjut Loyo, Jadi Segini!
"Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan penurunan 25 basis poin pada bulan tersebut," ujarnya dalam riset harian, Jumat (2/8/2024).
Seperti diketahui, The Fed Kembali mempertahankan suku bunga acuan di angka 5,25 persen-5,5 persen pada pertemuan FOMC, Rabu (31/7/2024) waktu setempat.
Namun, The Fed membuka peluang menurunkan biaya pinjaman pada pertemuan berikutnya di September 2024.