Kantor Hasina meminta siswa dan orang tua untuk pulang, dengan mengatakan "serangan militan" berlangsung di sejumlah bagian Bangladesh.
BACA JUGA:Menegangkan! Aksi Mahasiswa yang Demo Tolak Kenaikan UKT di Unsoed Berakhir Ricuh...
"Pihak berwenang akan mengambil tindakan tegas terhadap para penyerang," kata kantor Hasina dalam pesan kepada media.
Kerusuhan ini berawal dari sistem kuota pekerjaan pemerintah yang kontroversial, dan demonstrasi memaksa pihak berwenang memberlakukan jam malam serta pemadaman internet seluler hampir total selama 11 hari berturut-turut di bulan Juli.
Protes tersebut menyebabkan sekitar 200 orang tewas.
Jam malam dan penutupan internet diperkirakan akan berdampak US$10 miliar pada ekonomi, dengan biaya yang diperkirakan akan terus meningkat, kata Zaved Akhtar, presiden Kamar Dagang dan Industri Investor Asing akhir bulan lalu.
BACA JUGA:Kisruh, Demo Penutupan Gedung Pasar 16 Ilir, Pedagang Merasa Dirugikan!
FCCI mewakili investor dari 35 negara.
Hasina telah menawarkan untuk bertemu dengan koordinator protes dan memerintahkan pembebasan siswa yang ditahan saat kerumunan memadati jalan-jalan di Dhaka pada Sabtu.
Ia menegaskan jika pintunya terbuka bagi para pengunjuk rasa untuk duduk bersama dan berdiskusi.
“Mendengarkan (tuntutan) mereka. Aku tidak ingin ada konflik," cetusnya.