Sinwar harus terus bergerak dan bersembunyi untuk menghindari penangkapan.
Keberadaannya yang misterius menambah ketegangan di antara para pejuang Hamas dan rakyat Palestina yang mendukungnya.
Selain itu, Sinwar juga harus menghadapi tekanan internasional yang menuntut Hamas untuk menghentikan serangan roket dan mencari solusi damai dengan Israel.
BACA JUGA:Pemukim Ilegal Israel Lakukan Aksi ‘Provokasi’, Gelar Ritual Ini di Kompleks Masjid Al Aqsa
BACA JUGA:Tok! ICJ Putuskan Pendudukan Israel di Palestina Ilegal, Diminta Segera Hengkang?
Namun, Sinwar tetap teguh pada pendiriannya bahwa perlawanan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri pendudukan Israel atas tanah Palestina.
Peran Yahya Sinwar dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran sandera juga menjadi sorotan.
Dia dianggap sebagai negosiator ulung yang mampu memperoleh kesepakatan yang menguntungkan bagi Hamas dan rakyat Palestina.
Keberhasilannya dalam negosiasi ini membuatnya semakin dihormati di kalangan pejuang Hamas dan pendukungnya.
BACA JUGA:Waduh! 7 Days Roti Paling Direkomendasikan saat Umroh Ternyata Diboikot karena Pro Israel & LGBT..
Dengan terpilihnya Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik Hamas, masa depan konflik Israel-Palestina diprediksi akan semakin tegang.
Kepemimpinannya yang keras dan strategis akan menjadi tantangan besar bagi Israel dalam upayanya untuk menghentikan serangan dari Hamas.
Di sisi lain, Sinwar juga harus menghadapi tantangan internal dalam menjaga persatuan dan dukungan di kalangan pejuang Hamas serta rakyat Palestina.
Keberhasilan atau kegagalan Yahya Sinwar dalam memimpin Hamas akan sangat berpengaruh pada perkembangan konflik ini di masa depan.