BACAKORAN.CO - Nitezen ramai mengkritik desain Istana Garuda Ibu Kota Nusantara (IKN) yang dianggap tidak mencerminkan kegagahan dari burung garuda.
Banyak netizen beranggapan simbol garuda yang dipilih lebih mirip dengan kelelawar karena berwarna cokelat gelap yang menimbulkan kesan suram.
Bahkan tidak banyak netizen mengaitkannya dengan bentuk kelelawar dan beberapa film kartun.
Lantas, apa alasan arsitek Nyoman Nuarta memilih desain garuda?
BACA JUGA:Sulit Didapat, Sewa Rumah Kontrakan dan Kamar Kos di IKN Meroket, Harganya Tembus Segini!
Seniman asal Bali ini mengungkapkan esensi dasar desain istana tersebut merujuk kepada penyatuan 1.300 suku lebih yang ada di Indonesia.
Nyoman mengatakan dirinya memilih representasi garuda sebagai bentuk bangunan agar tidak ada kecemburuan dari berbagai daerah di Indonesia.
Bertolak ke IKN, Luhut Binsar Ingin Pastikan Infrastruktur Matang saat Upacara HUT RI ke-79
"Saya pilih Garuda sebagai ide dasar karena semua sudah kenal, dan juga tidak mungkin semua identitas suku terserap dalam satu bangunan," kata Nyoman pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
BACA JUGA:Upacara Perayaan HUT RI Ke-79 di IKN Menuai Banyak Kritikan, Begini Tanggapan Presiden Jokowi...
Ia pun menjelaskan bahwa bentuk garuda menjadi pilihan dasar dari istana tersebut dikarenakan ia menyadari bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku dengan budayanya masing-masing yang khas.
"(Indonesia) ada rumah adatnya, ada kerajinannya. Ada tekstilnya. Supaya tidak terjadi kecemburuan, saya menghindari identitas salah satu suku (untuk) saya gunakan dalam membangun Istana. Rasanya tidak adil. Dengan demikian saya pilih garuda sebagai ide dasar," jelasnya.
Bagi Nyoman, garuda sudah sangat familiar atau dikenal oleh semua suku yang ada di Indonesia sebagai lambang negara sehingga konsep itu digunakan dalam mendesain Istana Garuda di IKN.
Apalagi lambang garuda Pancasila juga diciptakan oleh Sultan Hamid II yang berasal dari Kalimantan, bukan seperti yang dituduhkan bahwa Garuda dari budaya Hindu.
BACA JUGA:Pelaksanaan Upacara Kemerdekaan Indonesia ke-79 di IKN Banyak Menuai Kritikan, Kenapa?