BACAKORAN.CO - Tragedi longsor Solok Selatan, Sumatera Barat kembali mengguncang Indonesia.
Sebanyak 40 penambang emas ilegal tertimbun longsor di kawasan Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.
Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat telah mengonfirmasi bahwa 15 korban ditemukan tewas, sementara 25 orang lainnya masih hilang dan dalam pencarian intensif.
BACA JUGA:Topan Yagi Mengamuk di Vietnam: Banjir dan Longsor Tewaskan 155 Orang, Ratusan Masih Hilang
Menurut Kepala BPBD Solok, Irwan Effendi, proses evakuasi korban dihadapkan pada berbagai tantangan berat.
Akses menuju lokasi bencana sangat sulit, di mana tim penyelamat harus menempuh perjalanan sekitar 8 jam dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi khusus untuk melewati medan terjal dan berbukit.
Kondisi jalan yang berbahaya membuat evakuasi berjalan lambat.
"Medan menuju lokasi sangat berat. Hanya orang-orang setempat yang familiar dengan daerah ini dan menggunakan motor modifikasi yang bisa mencapai lokasi dengan aman. Sinyal juga sangat minim, sehingga sulit bagi kami untuk mendapatkan informasi yang terus-menerus dari lapangan," ujar Irwan Effendi dalam wawancara dengan Kompas TV.
Dari 15 korban tewas yang ditemukan, 11 orang telah berhasil dievakuasi dan dibawa ke posko terdekat di pusat Nagari.
Sementara itu, empat korban lainnya masih berada di lokasi longsor menunggu evakuasi lebih lanjut.
Tim evakuasi yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan setempat terus berupaya mencari korban lainnya yang tertimbun.
Sejauh ini, tercatat 25 orang masih tertimbun material longsor.