"Dulu kita punya sekitar 28 SPBG, tapi permintaan berkurang karena kebijakan kurang mendukung,” ungkapnya.
Seharusnya, dengan adanya dukungan kebijakan, seperti pelarangan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM), bisa mendukung keberlanjutan gas untuk transportasi umum.
Djoko mengingatkan jika dulu, armada Bus Transjakarta pernah 100 persen menggunakan BBG.
BACA JUGA:Turunkan Emisi Karbon pada Sektor Energi
BACA JUGA:Say No to Antre! Pom Bensin Ketar Ketir melihat Keunggulan Kendaraan Tanpa Bahan Bakar Ini
Begitu pun kendaraan dinas pemerintah, taksi, hingga kendaraan umum lainnya.
Harga BBG juga pernah kompetitif, mencapai Rp4.500 per liter setara premium saat bensin premium dijual Rp6.500 per liter.
Djoko pun menilai perlunya regulasi yang mendukung pemanfaatan gas di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan sumber gas atau yang sudah terhubung dengan pipa.