Penggunaan SPBG ini, terangnya, merupakan salah satu program cepat yang diarahkan Bahlil.
Hanya saja, optimisasi SPBG dinilai perlu menyesuaikan dengan model bisnis terkini.
“Mungkin waktu itu SPBG lebih fokus untuk transportasi umum," ujarnya.
Selain transportasi umum, SPBG ke depan diharapkan dapat menyasar sektor lain seperti hotel, restoran, dan katering (Horeka).
Pemerintah pun membuka peluang bagi pihak swasta untuk turut serta dalam pengembangan SPBG guna memperluas cakupan pasar dan memperlancar ekosistem bisnis.
BACA JUGA:Solusi Energi Efisien dan Dampak Terhadap Penyerapan Anggaran Kementerian ESDM
BACA JUGA:Tinjau SMK Negeri 2 Palembang! Jokowi Berikan Mobil Listrik, Dukung Pendidikan dan Energi Terbaru
"Tingkat penggunaan dari sisi permintaan, seperti Horeka, cukup besar. Perlu ada kebijakan yang lebih fleksibel," tambah Anggawira.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto mengungkapkan, gas bumi merupakan sumber energi yang cocok untuk masa transisi energi.
Terutama karena Indonesia memiliki cadangan gas yang melimpah.
Djoko mencatat, Indonesia pernah mengoptimalkan gas sebagai energi untuk transportasi dengan membangun 28 SPBG.
BACA JUGA:“Meniti Masa Depan Bersih dan Hijau”, Proyek PSEL Palembang Sambut Energi Terbarukan”
BACA JUGA:Wanita Terkaya di Asia Tenggara, Kisah Sukses Dewi Kam dalam Bisnis Energi
Namun, seiring waktu, permintaan terhadap kendaraan berbahan bakar gas menurun karena minimnya dukungan kebijakan.