BACAKORAN.CO - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjadi pusat perhatian publik setelah meraih gelar doktor dalam waktu singkat dari Universitas Indonesia (UI).
Proses perolehan gelar ini menimbulkan berbagai reaksi dan bahkan sindiran dari masyarakat khususnya di media sosial.
Perdebatan mengenai gelar doktor Bahlil kembali mencuat dengan beredarnya foto spanduk sindiran di media sosial.
Spanduk ini dipasang di Stasiun Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, menampilkan wajah Bahlil bersama tulisan yang menyindir.
"Jasa Kilat Gelar Akademik UI Tesimoni Bahlil Lahadalia +62 84717 8390," Tulis di dalam spanduk tersebut.
BACA JUGA:Mobil Advokat Terbakar, Korban Menduga Ada Unsur Teror Terkait Perkara yang Ditangani
BACA JUGA:Penghitungan Suara Pilpres AS Dimulai, Trump Sementara Ungguli Kamala Harris
Ini kalo diliat sama penumpang KRL yg melintas, @univ_indonesia bakal malu ngga yaa?
— Papa Loren (@papa_loren) November 5, 2024
???????? pic.twitter.com/srvauvoup6
Dari informasi yang beredar di X @papa_loren pada senin (5/11/2024) menggungah video spanduk jasa kilat gelar akademik.
"Apa tuh Jasa kilat gelar akademik UI? Emangnya bisa kayak gitu ya. Tapi udah ada testimoninya tuh, Bahlil Lahadalia. Wah, menarik sih ini bisa dinego sampai jadi lagi," ujar perekam dalam video tersebut.
Sebelumnya Bahlil yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar berhasil meraih gelar doktor setelah lulus ujian terbuka pada program doktoral Kajian Strategik dan Global di UI pada Oktober 2024.
Disertasinya berjudul "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia," yang relevan dengan jabatannya saat ini.
BACA JUGA:Heboh! Ditemukan 16 Bagian Kerangka Manusia di Palembang, Identitas Korban Masih Misterius
BACA JUGA:Setelah Diangkat Menjadi Direktur Utama PT Pertamina , Begini Ungkap Simon Aloysius Mantiri
Namun, ada keraguan yang muncul di tengah masyarakat termasuk tuduhan plagiarisme yang mengaitkan disertasinya dengan penelitian mahasiswa dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tuduhan ini muncul setelah seorang netizen mengklaim menemukan kemiripan hingga 95% dengan menggunakan platform deteksi plagiarisme Turnitin.