BACAKORAN.CO - Penutupan 47 gerai akibat aksi boikot yang ditujukan kepada perseroan telah diumumkan oleh PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) selaku emiten induk usaha restoran KFC di Indonesia.
Akibat aksi boikot itu menimbulkan dampak sosial yang luas, hingga perusahaan melakukan PHK massal.
Berdasarkan hasil laporan keuangan yang disampaikan melalui Keterbukaan Informasi BEI, hingga kuartal III-2024, kerugian KFC tercatat terus membengkak hingga capai Rp 557 miliar.
Tercatat kerugian ini melonjak hingga sebesar 266,45 persen, dari kondisi laba minus perusahaan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya Rp 152 miliar.
BACA JUGA:Bikin Heboh! Diduga Pria Gesek-Gesek Alat Kelamin ke Penumpang Wanita di KRL Jakarta
BACA JUGA:Bongkar Habis Para Pelaku Buka Situs Website Judi Online
Sedangkan jumlah pendapatan FAST mengalami penurunan di semua lini bisnisnya.
Yang didominasi dengan segmen makanan dan minuman sebesar Rp 3,57 triliun atau turun sebesar Rp 4,6 triliun dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 17,26 triliun, komisi afas penjualan juga turun menjadi Rp 15,36 triliun.
Jasa layanan antar juga turun menjadi Rp 1,41 triliun, dari periode yang sama di tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 2,07 triliun.
BACA JUGA:Bahaya! Gunung Marapi Naik Status Siaga, BPBD Beri Peringatan Zona 4,5 Km Diwaspadai
Seiring berkurangnya jumlah gerai yang dioperasikan perusahaan, penurunan penjualan ini terjadi.
Dari yang awalnya ada 762 gerai hingga 31 Desember 2023, menjadi hanya 715 gerai hingga September 2024.
Sehingga dapat dipastikan bahwa total gerai yang ditutup mencapai 47 gerai.