BACAKORAN.CO - Amerika Serikat (AS) meminta Qatar untuk berhenti memberkan perlindungan terhadap militan Hamas yang berada di Doha.
Qatar disebut menyetujui permintaan Amerika Serikat (AS) tersebut untuk mengusir militan Hamas dari negaranya.
Pengusiran ini menjadi puncak dari upaya selama berbulan-bulan untuk menyepakati gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Namun, Hal tersebut belum dapat terlaksana dikarenakan Hamas kembali menolak proposal gencatan senjata tersebut.
BACA JUGA:Terluka Parah, Perwira Tinggi Israel Berpangkat Kolonel Ahsan Daksa Tewas di Boom Hamas
BACA JUGA:5 Sosik Digadang-gadang Akan Gantikan Yahya Sinwar Sebagai Pimpinan Hamas
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken juga telah berulang kali memperingatkan Hamas soal ancaman pengusiran ini jika kelompok tersebut tak juga menyetujui gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Qatar sendiri memainkan peran penting bersama AS dan Mesir dalam berbagai perundingan untuk mewujudkan gencatan senjata di Jalur Gaza yang belum juga membuahkan hasil hingga saat ini.
Sejumlah pemimpin utama Hamas juga diketahui tinggal di ibu kota Qatar, Doha.
Instruksi ini diberikan AS pada Qatar sekitar dua pekan lalu, Qatar diminta berhenti memberi perlindungan bagi Hamas di Doha.
BACA JUGA:Hamas Mengakui Pipinannya Yahya Sinwar Gugur dalam Serangan Israel, Siapakah Penggantinya?
Seorang sumber pejabat AS mengatakan, Qatar pun telah setuju dan berbicara dengan Hamas sejak pekan lalu.
Selama negosiasi gencatan senjata berlangsung, AS juga telah meminta Qatar untuk menggunakan ancaman pengusiran tersebut pada Hamas.
Namun, hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti kapan anggota Hamas akan diasingkan dari Qatar dan ke mana mereka akan pergi.